Gambar 4. Diagram Rasio Kas (Cash Ratio) GGRM
Berdasarkan diagram diatas, rasio likuiditas GGRM di tahun 2019 adalah 0,141412 artinya setiap Rp. 1 hutang lancar dijamin oleh RP. 0,141412 kas dan setara kas. Kemudian ditahun 2020 mengalami kenaikan likuiditas menjadi 0,280675 yang berarti kemampuan kas dan setara kas dalam menjamin kewajiban jangka pendek semakin tinggi dibandingkan tahun 2019. Untuk tahun 2020 ke tahun 2021 mengalami penurunan secara signifikan menjadi Rp. 0,146981 itu artinya kemampuan kas dan setara kas mengalami penurunan sehingga tidak mampu menjamin kewajiban pendek. Ditahun 2021 rasio likuiditas adalah 0,146981 artinya setiap Rp. 1 hutang lancar dijamin oleh Rp. 0,146981 kas dan setara kas. Dan untuk tahun 2022 likuiditas mengalami kenaikan menjadi 0,151314 itu artinya kondisi likuiditas perusahaan membaik dengan meningkatnya rasio kas dan setara kas.
- NWC To Total Asset
Net working capital adalah selisih yang terjadi antara aset lancar perusahaan dengan kewajiban lancar. Net working capital merujuk pada uang tunai, piutang/tagihan pelanggan yang belum dibayar, dan persediaan bahan mentah, barang jadi, serta kewajiban lancarnya, seperti hutang dagang.
NWC To Total Asset     = (Aset Lancar-Hutang Lancar)/Total Aset
Tabel 5. Tabel Perhitungan NWC To Total Asset GGRM
Gambar 5. Diagram NWC To Total Asset GGRM
Berdasarkan diagram diatas, rasio likuiditas GGRM di tahun 2019 adalah 34% artinya dari 34% dari total asset yang dimiliki perusahaan sebesar 34% digunakan untuk modal kerja. Kemudian tahun 2020 sebesar 42% yang digunakan untuk modal kerja itu artinya dari tahun 2019 ke tahun 2020 mengalami kenaikan modal kerja yang signifikan yang mana hal ini menunjukkan bahwa kondisi likuiditas perusahaan semakin membaik. Dari tahun 2020 ke 2021 mengalami penurunan modal kerja dikarenakan pada tahun 2021 hanya 34% total asset yang dimiliki perusahaan, itu artinya kondisi likuiditas perusahaan tidak baik-baik saja. Selanjutnya tahun 2021 ke tahun 2022 mengalami penurunan modal kerja menjadi 30%. Berarti kondisi likuiditas perusahaan menjadi lebih tidak baik-baik saja dari pada tahun 2021 ke tahun 2021.