Nabi Saw, membenci tidur sebelum shalat isya' dan ngobrol setelah isya'.(HR.Bukhari).
Ketiga, meninggalkan sholat. Seringkali orang yang merayakan tahun baru melewatkan sholat subuh karena mereka begadang dan tidur hanya sebelum matahari terbit atau pagi hari. Bahkan terkadang shalat isya juga terabaikan karena acara kemeriahan sudah dimulai sejak malam hari. Meninggalkan shalat adalah salah satu dosa terbesar. Bahkan kelalaian sholat yang disengaja dapat membuat seseorang menjadi kafir atau didalam kekufuran.
Keempat, membuang-buang waktu. Merayakan tahun baru dengan berbagai bentuk kegiatan, apalagi yang bersifat hura-hura merupakan hal yang membuang-buang waktu. Padahal, waktu sangat berharga dalam Islam. Maka Allah bersumpah dengan waktu. Dan di akhirat seseorang tidak akan bisa berpindah dari tempatnya sampai dia ditanya untuk apa waktunya dihabiskan.
Imam Syafi'i membuat kesimpulan yang sangat tepat terkait dengan waktu, "Jika dirimu tidak tersibukkan dengan hal-hal yang baik (haq), pasti akan tersibukkan dengan hal-hal yang sia-sia (batil)."
Yang artinya: "Waktu itu lebih mahal dari pada emas."
Kelima, ikhtilat. Perayaan tahun baru biasanya tidak membedakan antara lakilaki dan perempuan yang bukan mahram. Maka terjadilah Ikhtilat yang luar biasa. Menyentuh lawan jenis tidak bisa dihindari, bahkan disengaja, Nauzubillah,,
Rasulullah Saw bersabda, "Ditusuknya kepala seseorang dengan pasak dari besi, sungguh lebih baik baginya dari pada menyentuh wanita yang bukan mahramnya," (HR. Thabrani; shahih).
Keenam, hal-hal ilegal atau yang diharamkan. Pesta Tahun Baru dengan musik dan acara serupa, terkadang dengan hal-hal yang jelas-jelas dilarang (haram). Misalnya alkohol. Tentu saja, bila hal ini dilakukan, dosanya akan semakin bertambah.
Ketujuh, berzinah. Hal yang paling serius dalam merayakan Tahun Baru adalah melakukan perzinahan. Tak hanya itu yang memprihatinkan, memang banyak laporan peningkatan pembelian kondom menjelang tahun baru dan pada pagi hari tanggal 1 Januari banyak ditemukan kondom bekas pada pesta malam tahun baru, Nauzubillah,,
Menurut Ustadz Abdul Somad atau UAS, Menjelaskan terompet adalah tradisi Yahudi dalam Perjanjian Lama. Terompet tanduk kerbau ditiup untuk menyambut tahun baru, jadi jangan suruh anak kita meniup terompet. UAS juga menyebutkan bahwa tahun baru Islam adalah tahun baru Hijriyah, bukan tahun Masehi. Namun, kini terlihat bahwa sebagian besar umat Islam merayakan Tahun Baru Masehi dari pada Tahun Baru Hijriah. Namun, UAS menawarkan saran dan cara terbaik bagi umat Islam untuk merayakan Malam Tahun Baru atau New Year's Eve.