Mengutip pendapat dari tokoh bangsa, Haji Agus Salim pernah menegaskan bahwa "Bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki kemandirian ekonomi." Kemandirian ekonomi yang dimaksud adalah ekonomi yang mampu berdiri di atas kaki sendiri, mengelola kekayaan alam dan sumber daya manusia untuk kemakmuran bersama. Ini adalah prinsip yang sangat relevan dalam konteks nasional sosialisme, yang mengedepankan kemandirian dan keadilan sosial. Kita harus berhenti bergantung pada kekuatan luar yang seringkali mengeksploitasi potensi bangsa kita hanya untuk kepentingan mereka sendiri.
Dalam pandangan nasional sosialisme, negara bukanlah mesin yang hanya berfungsi untuk memperkaya elit atau melayani kepentingan pasar global. Negara adalah institusi yang harus melayani rakyat, menjamin kesejahteraan mereka, dan memastikan bahwa hak-hak mereka dihargai. Ini adalah prinsip dasar dari setiap sistem yang ingin mengutamakan keadilan sosial dan kebaikan bersama. Dan ini pula yang seharusnya menjadi panduan bagi kebijakan di Indonesia.
Melihat kembali sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, kita bisa melihat bagaimana para pejuang kita, seperti Pangeran Diponegoro, mengorbankan segalanya untuk tanah air yang merdeka. Mereka tidak hanya berjuang untuk mengusir penjajah fisik, tetapi juga untuk memastikan bahwa bangsa Indonesia dapat menentukan nasibnya sendiri, bebas dari pengaruh asing dan bebas dari ketidakadilan sosial. Pangeran Diponegoro mengingatkan kita bahwa kemerdekaan bukan hanya soal fisik, tetapi juga tentang kedaulatan ekonomi, politik, dan sosial. Nasional sosialisme, dengan semangatnya yang mengedepankan keadilan sosial dan kemakmuran bersama, adalah jalan yang dapat membawa kita ke arah tersebut.
Begitu pula dengan ajaran Islam yang selalu menekankan pentingnya keadilan dalam segala aspek kehidupan. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah tidak akan melihat kepada harta dan tubuhmu, tetapi Dia akan melihat pada amal perbuatanmu, apakah kamu melakukannya dengan penuh keadilan dan dengan niat yang benar." Ini menunjukkan bahwa dalam menjalankan kehidupan sosial dan ekonomi, yang paling penting adalah keadilan. Kapitalisme seringkali menjauhkan kita dari prinsip ini, sedangkan nasional sosialisme menawarkan jalan yang lebih adil, yang menjamin kesejahteraan bagi seluruh rakyat.
Dengan semua ini, kita harus merenung dan bertanya pada diri kita sendiri: apakah kita akan terus terjebak dalam sistem yang tidak adil ini, yang hanya menguntungkan segelintir orang, ataukah kita akan mengambil langkah berani untuk kembali kepada prinsip-prinsip yang telah lama diajarkan oleh para pendiri bangsa dan para ulama kita? Nasional sosialisme bukanlah sebuah ideologi asing atau asing bagi kita, melainkan sebuah jawaban yang relevan untuk memastikan Indonesia tetap berdiri kokoh sebagai bangsa yang merdeka, adil, dan sejahtera bagi seluruh rakyatnya.
Dengan semangat ini, mari kita bersatu, bekerja bersama, untuk memastikan bahwa Indonesia bisa keluar dari bayang-bayang kapitalisme yang merusak dan membangun masa depan yang lebih adil dan bermartabat, sesuai dengan cita-cita Pancasila dan tuntunan agama. Dalam kesatuan ini, kita akan menemukan jalan menuju keadilan sosial yang sejati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H