Mohon tunggu...
Risal Gantizar Gifari
Risal Gantizar Gifari Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Administrasi Pendidikan - Teknisi Hardware Komputer & Operator Data - Pelaksana Manajemen Pendidikan

Saya adalah seorang Dosen sekaligus Pegawai Honorer, maklum istilah orang Sunda itu saya 'berbakat' alias 'bakat ku butuh' (saking butuhnya) untuk menyambung hidup, jadi saya mengambil dua pekerjaan sekaligus, hehe... Saya senang membaca dan menulis, juga hobi main game dan kadang LIVE game balap Rally di TikTok, nama akunnya @tag.yaz (Uncle_Boomer~80s😎)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Nasional Sosialisme dan Pancasila: Perpaduan Ideologi yang Menyelamatkan Esensi Bangsa

11 Januari 2025   02:58 Diperbarui: 11 Januari 2025   02:58 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengutip pendapat dari tokoh bangsa, Haji Agus Salim pernah menegaskan bahwa "Bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki kemandirian ekonomi." Kemandirian ekonomi yang dimaksud adalah ekonomi yang mampu berdiri di atas kaki sendiri, mengelola kekayaan alam dan sumber daya manusia untuk kemakmuran bersama. Ini adalah prinsip yang sangat relevan dalam konteks nasional sosialisme, yang mengedepankan kemandirian dan keadilan sosial. Kita harus berhenti bergantung pada kekuatan luar yang seringkali mengeksploitasi potensi bangsa kita hanya untuk kepentingan mereka sendiri.

Dalam pandangan nasional sosialisme, negara bukanlah mesin yang hanya berfungsi untuk memperkaya elit atau melayani kepentingan pasar global. Negara adalah institusi yang harus melayani rakyat, menjamin kesejahteraan mereka, dan memastikan bahwa hak-hak mereka dihargai. Ini adalah prinsip dasar dari setiap sistem yang ingin mengutamakan keadilan sosial dan kebaikan bersama. Dan ini pula yang seharusnya menjadi panduan bagi kebijakan di Indonesia.

Melihat kembali sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, kita bisa melihat bagaimana para pejuang kita, seperti Pangeran Diponegoro, mengorbankan segalanya untuk tanah air yang merdeka. Mereka tidak hanya berjuang untuk mengusir penjajah fisik, tetapi juga untuk memastikan bahwa bangsa Indonesia dapat menentukan nasibnya sendiri, bebas dari pengaruh asing dan bebas dari ketidakadilan sosial. Pangeran Diponegoro mengingatkan kita bahwa kemerdekaan bukan hanya soal fisik, tetapi juga tentang kedaulatan ekonomi, politik, dan sosial. Nasional sosialisme, dengan semangatnya yang mengedepankan keadilan sosial dan kemakmuran bersama, adalah jalan yang dapat membawa kita ke arah tersebut.

Begitu pula dengan ajaran Islam yang selalu menekankan pentingnya keadilan dalam segala aspek kehidupan. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah tidak akan melihat kepada harta dan tubuhmu, tetapi Dia akan melihat pada amal perbuatanmu, apakah kamu melakukannya dengan penuh keadilan dan dengan niat yang benar." Ini menunjukkan bahwa dalam menjalankan kehidupan sosial dan ekonomi, yang paling penting adalah keadilan. Kapitalisme seringkali menjauhkan kita dari prinsip ini, sedangkan nasional sosialisme menawarkan jalan yang lebih adil, yang menjamin kesejahteraan bagi seluruh rakyat.

Dengan semua ini, kita harus merenung dan bertanya pada diri kita sendiri: apakah kita akan terus terjebak dalam sistem yang tidak adil ini, yang hanya menguntungkan segelintir orang, ataukah kita akan mengambil langkah berani untuk kembali kepada prinsip-prinsip yang telah lama diajarkan oleh para pendiri bangsa dan para ulama kita? Nasional sosialisme bukanlah sebuah ideologi asing atau asing bagi kita, melainkan sebuah jawaban yang relevan untuk memastikan Indonesia tetap berdiri kokoh sebagai bangsa yang merdeka, adil, dan sejahtera bagi seluruh rakyatnya.

Dengan semangat ini, mari kita bersatu, bekerja bersama, untuk memastikan bahwa Indonesia bisa keluar dari bayang-bayang kapitalisme yang merusak dan membangun masa depan yang lebih adil dan bermartabat, sesuai dengan cita-cita Pancasila dan tuntunan agama. Dalam kesatuan ini, kita akan menemukan jalan menuju keadilan sosial yang sejati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun