pun tak ada lagi sisa air mata untuk menangisi rentetan lara.
Awan kelabu terdengar riuh membisikkan haru-biru,
mencoba menafsirkan makna yang bersemayam di antara tulang paru-paru.
Kini tinta lama telah tergurat kering pada lembar terakhirnya,
pertanda telah usai perjalanan mengarungi lautan aksara.
Tak disangka, apa yang dicarinya telah tampak di pelupuk mata,
ujung selengkung keluwung tergores di keriput senyum senja. Â Â Â Â
Terlihat raut-raut bahagia menyambut datangnya cita,
membawa impian setinggi cakrawala dalam dekapan kain toga.
Kediri, 12 Juli 2022
Biografi Penulis