Mohon tunggu...
Suci Santy Risalah
Suci Santy Risalah Mohon Tunggu... Freelancer - Risalah Husna

Love kids, writing and coffee. English Bachelor. Love mountain and sea.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Macao, Tak Cukup Hanya 7 Jam

27 Desember 2017   23:46 Diperbarui: 28 Desember 2017   00:58 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oh, saya hampir lupa. Saat menuju Ruin St. Paul, kita akan melewati sebuah bangunan yang tak kalah klasik yaitu Senado Square. Di spot ini ada sebuah kolam dengan air mancur. Banyak turis yang berfoto dengan latar belakang air mancur ini. Ditambah dengan bangaunan tua yang mengingatkan saya pada bangunan di Dataran Merdeka, Kuala Lumpur. Pemerintah Macao sepertinya menjaga sekali peninggalan sejarahnya. Terbukti dengan masih terawatnya semua bangunan-bangunan tua itu. 

Menurut data yang saya dapatkan dari Macao Governement Tourism Office (MGTO), ada sekitar 20 bangunan tua di Macao yang tercatat dan dijadikan warisan dunia. Selain itu, ada juga museum yang jumlahnya tak kalah banyak yaitu sekitar 36. 

Senado Square
Senado Square

Cari-Cari Yang Halal


Sebagai muslim, di kondisi apapun rasanya kebutuhan akan makanan itu adalah prioritas. Jangan sampai perjalanan menjadi tidak berkah karena ada sesuatu yang tidak halal masuk ke dalam tubuh.

Egg Tart, Kudapan Khas Macao
Egg Tart, Kudapan Khas Macao
Tak banyak kuliner khas Macao yang saya coba. Membeli egg tart yang menjadi kudapan paling dicari ketika traveling ke Macao pun saya masih berpikir. Bukan soal harga, tapi karena saya harus berjaga soal kehalalannya. Toko yang menjual egg tart yang saya jumpai di sepanjang jalan menuju Ruin St.Paul kebanyakan menjual 'pork' juga. Saya harus memastikan kepada penjual apakah egg tart yang dijual adalah murni tanpa tersentuh atau tercampur bahan yang diharamkan, bagi muslim. 

Egg tart, kudapan dengan cita rasa manis dan asin ini memang sedap. Rasanya pas sekali dinikmati dengan secangkir kopi panas. Kulit pastry yang renyah dicampur dengan isian di bagian tengahnya, membuat kue ini pas sekali dijadikan teman ngemil selama menelusuri Macao. 

Waktu yang sangat terbatas membuat saya tidak sempat berburu kuliner khas Macao yang lainnya. Walau banyak sekali makanan yang tidak halal, tapi saya yakin ada makanan halal yang layak dicoba. 

Perjalanan ke Macao satu bulan yang lalu memang cukup membekas. Namun, saya tidak menikmati seutuhnya karena diburu oleh waktu. Saya harus segera kembali ke pelabuhan untuk melakukan perjalanan ke negara selanjutnya. Seperti yang saya tulis di awal. Saya yakin, akan bisa menapakkan kaki lagi di kota cantik ini. Ada banyak spot yang tak sempat saya kunjungi. Salah satunya Masjid yang  sebenarnya tak jauh dari pelabuhan ferry. Ahh, sayang sekali memang tak sempat berkunjung ke masjid itu. Padahal, padahal Masjid Macao masuk dalam daftar tempat yang harus dikunjungi. 

Macao, tak cukup hanya 7 jam. Karena Macao perlu dikunjungi lagi dan lagi. Menikmati peninggalan sejarah yang masih terawat dengan baik. Menikmati tiap sudut kota Macao yang klasik sambil berkenalan dengan masyakarat sekitar. Rasanya, kembali ke Macao adalah sebuah mimpi yang harus terlaksana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun