Oh, saya hampir lupa. Saat menuju Ruin St. Paul, kita akan melewati sebuah bangunan yang tak kalah klasik yaitu Senado Square. Di spot ini ada sebuah kolam dengan air mancur. Banyak turis yang berfoto dengan latar belakang air mancur ini. Ditambah dengan bangaunan tua yang mengingatkan saya pada bangunan di Dataran Merdeka, Kuala Lumpur. Pemerintah Macao sepertinya menjaga sekali peninggalan sejarahnya. Terbukti dengan masih terawatnya semua bangunan-bangunan tua itu.Â
Menurut data yang saya dapatkan dari Macao Governement Tourism Office (MGTO), ada sekitar 20 bangunan tua di Macao yang tercatat dan dijadikan warisan dunia. Selain itu, ada juga museum yang jumlahnya tak kalah banyak yaitu sekitar 36.Â
Cari-Cari Yang Halal
Sebagai muslim, di kondisi apapun rasanya kebutuhan akan makanan itu adalah prioritas. Jangan sampai perjalanan menjadi tidak berkah karena ada sesuatu yang tidak halal masuk ke dalam tubuh.
Egg tart, kudapan dengan cita rasa manis dan asin ini memang sedap. Rasanya pas sekali dinikmati dengan secangkir kopi panas. Kulit pastry yang renyah dicampur dengan isian di bagian tengahnya, membuat kue ini pas sekali dijadikan teman ngemil selama menelusuri Macao.Â
Waktu yang sangat terbatas membuat saya tidak sempat berburu kuliner khas Macao yang lainnya. Walau banyak sekali makanan yang tidak halal, tapi saya yakin ada makanan halal yang layak dicoba.Â
Perjalanan ke Macao satu bulan yang lalu memang cukup membekas. Namun, saya tidak menikmati seutuhnya karena diburu oleh waktu. Saya harus segera kembali ke pelabuhan untuk melakukan perjalanan ke negara selanjutnya. Seperti yang saya tulis di awal. Saya yakin, akan bisa menapakkan kaki lagi di kota cantik ini. Ada banyak spot yang tak sempat saya kunjungi. Salah satunya Masjid yang  sebenarnya tak jauh dari pelabuhan ferry. Ahh, sayang sekali memang tak sempat berkunjung ke masjid itu. Padahal, padahal Masjid Macao masuk dalam daftar tempat yang harus dikunjungi.Â
Macao, tak cukup hanya 7 jam. Karena Macao perlu dikunjungi lagi dan lagi. Menikmati peninggalan sejarah yang masih terawat dengan baik. Menikmati tiap sudut kota Macao yang klasik sambil berkenalan dengan masyakarat sekitar. Rasanya, kembali ke Macao adalah sebuah mimpi yang harus terlaksana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H