Mohon tunggu...
Risa Fitriana
Risa Fitriana Mohon Tunggu... Penulis - Content writer

Pemulung Diksi, Impromtu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dalih Kilah

30 Januari 2025   09:38 Diperbarui: 30 Januari 2025   09:38 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kita dilahirkan pada ceruk yang penuh dalih kilah

Tapi, dengan gampangnya tudingan buruk itu dilemparkan hingga membuat kita semakin kalah 

Khitah otoritas merampas hak kesejahteraan

Demi seteguk air pun kita harus kecolongan

Apalagi berbicara tentang finansial, kesehatan dan pendidikan

Macet! 

Koran-koran fiskal, UU ITE hingga kebijakan ketenagakerjaan 

Sulit terbaca, sampai mana kita tidak latah dan tak payah! 

7,47 juta, ini angka pengangguran

25,22 juta, ini angka kemiskinan

15,6 juta, ini angka depresi 

988, ini angka bunuh diri 

Dalihnya, karena kita terlalu malas padahal tidak lain jatah dirampas yang culas 

Dalihnya, kita kurang pintar padahal karena kewalahan krisis modal dan moral pendidikan 

Dalihnya, kita terlalu lemah dan toxic padahal sengaja dibuat paceklik 

Ditambah arus FOMO yang tak terbendung

Insecure mudah membuat kita meraung 

Semua solusi hanya tentang justifikasi

Alhasil, kabar generasi semakin tak tertolong lagi

Lupa, kalau sebenarnya problematika ini permainan dadu ideologi

Jangan heran, kalau mereka bermain suap untuk mendapatkan pekerjaan dan kelayakan

Jangan heran, kalau banyak hutang dan perjudian untuk mendapatkan kesejahteraan

Sebab, kantong emasnya, mata airnya, lumbung tanahnya sudah di saku korporat 

Bagaimana, cara bertahan hidup kalau tidak menjadi bangsat? 

Bagaimana, cara hidup tenang kalau tidak menjadi mayat? 

Ujaran keputusasaan itu menggerogoti mentalnya, sungguh sadis! 

Ini kebinasaan yang menyayat, tapi tak ada tangan yang membawanya pada selamat

Jikalau pun ada, mereka dibuat phobia

Jikalau pun ada, mereka disibukkan hingga tak sempat

Semua problematika ini menjadi kebiadaban yang mustahil dibabat 

Kecuali dengan mengembalikan martabat dari hakikat yang haq

Memposisikan Yang Maha Pengatur sebagai yang benar-benar Maha Mengatur

Menjadikan Yang Maha Kuasa sebagai yang benar-benar pemegang kedaulatan 

Maka, umat ini tidak akan punah dalam keadaan gundah

Islam syamilan wa kamilan tidak ada keraguan di dalamnya

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun