Mohon tunggu...
Risa Fitriana
Risa Fitriana Mohon Tunggu... Penulis - Content writer

Pemulung Diksi, Impromtu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dalih Kilah

30 Januari 2025   09:38 Diperbarui: 30 Januari 2025   09:38 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sebab, kantong emasnya, mata airnya, lumbung tanahnya sudah di saku korporat 

Bagaimana, cara bertahan hidup kalau tidak menjadi bangsat? 

Bagaimana, cara hidup tenang kalau tidak menjadi mayat? 

Ujaran keputusasaan itu menggerogoti mentalnya, sungguh sadis! 

Ini kebinasaan yang menyayat, tapi tak ada tangan yang membawanya pada selamat

Jikalau pun ada, mereka dibuat phobia

Jikalau pun ada, mereka disibukkan hingga tak sempat

Semua problematika ini menjadi kebiadaban yang mustahil dibabat 

Kecuali dengan mengembalikan martabat dari hakikat yang haq

Memposisikan Yang Maha Pengatur sebagai yang benar-benar Maha Mengatur

Menjadikan Yang Maha Kuasa sebagai yang benar-benar pemegang kedaulatan 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun