Mohon tunggu...
risa marisa
risa marisa Mohon Tunggu... -

lagi belajar menulis.....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kecelakaan yang merenggut nyawa suamiku

30 Juni 2011   00:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:04 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Obrolan dengan anakku terus berlanjut sambil kami menikmati makanan. Aku melirik lagi suamiku, dia sudah tidak ada. Tak ada perasaan aneh. Pasti sebentar lagi mas Lukman masuk, pikirku.

Tapi keributan yang terjadi di depan warung membuatku menengok lagi ke jalan. Pemilik warung dan pelayannya berlarian ke luar dari warung. Warung yang semula nyaris penuh mendadak hanya tinggal aku dan anakku yang duduk. Aku sama sekali tidak tergerak untuk mengikuti orang-orang itu.

Kandunganku yang berusia tujuh bulan membuatku malas untuk beranjak. Apalagi Iyan, anakku juga terlihat begitu bersemangat menyantap hidangannya.

“ Ada apa, mas?” tanyaku pada pelayan yang berlari masuk ke dalam warung lalu keluar lagi.

“ Ada kecelakaan, bu.” Jawabnya sambil berlari keluar.

“ Bapak itu! Bapak yang tadi disini! Istrinya di dalam!” teriakan dari luar membuatku berpaling lagi.

Suara-suara ribut makin dekat menuju ke warung. Tiba-tiba semua bergerombol di depan warung. Pemilik warung tergopoh-gopoh mendekatiku.

“ Ibu, ibu sabar ya.” Katanya dengan nafas tersengal-sengal.

“ Kenapa pak?”

“ Suami ibu kecelakaan! Kami belum tahu bagaimana keadaan suami ibu..”

Jantungku langsung berdetak kencang. Aku masih berpikir aku salah mendengar perkataan bapak tadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun