Mohon tunggu...
Widya
Widya Mohon Tunggu... -

Penyuka senja yang mencintai bulan purnama

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku, Sang Penulis

14 April 2016   08:19 Diperbarui: 14 April 2016   08:52 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa  ceritaku akan terlihat tidak nyata jika menuliskan hal yang tidak kurasakan?

Aku ingin segera pulang dan berada di depan perapian. Atau setidaknya meneguk anggur, karena aku benci kopi. Kekentalannya membuatku muak.

Seorang pelayan menemuiku di meja. Menyodorkan sebuah buku menu yang beberapa minumannya sudah kuhapal.

“Apa benar anda memesannya? Bukankah anda tidak suka kopi?” tanyanya setelah mendengarkanku menyebutkan apa yang ingin kupesan. Membuatku menghela nafas sejenak.

“Aku sangat suka kopi,” aku menjawabnya sambil berusaha tersenyum manis.

Pelayan itu ikut tersenyum, senyuman yang datar.

Haruskah aku menuliskan semuanya sesuai dengan diriku?

Namun, yang paling kubenci adalah ketiadaannya di sini. Lelaki itu kabur meninggalkanku. Orang yang biasanya menggengam  tangan dingginku.

Seorang wanita melangkah menuju mejaku. Kami saling manyapa. Teman yang kutunggu itu datang tepat waktu. Aku basa-basi menanyakan kabarnya.

“Kamu baik-baik saja kan?” dia ganti bertanya namun, tatapannya kali ini benar khawatir.

“Aku tidak apa-apa.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun