Mohon tunggu...
Dwi Rini Endra Sari
Dwi Rini Endra Sari Mohon Tunggu... -

Lahir di Jakarta...smp-kuliah di Jogja kembali lagi ke Jakarta untuk mengabdi kepda negara di Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Di Balik "Badai" Pasti Berlalu di Indonesia

9 November 2018   15:35 Diperbarui: 12 November 2018   08:26 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Penamaan Indonesia

Jakarta Tropical Cyclone Warning Center  Jakarta yang mulai resmi beroperasi pada tanggal 24 Maret 2008. khusus memantau kelahiran bibit-bibit calon badai maupun pergerakan badai dari wilayah lain serta melakukan monitoring, analisis serta memprakirakan intensitas dan pergerakan siklon tropis yang tumbuh di wilayah tanggung jawab dari TCWC Jakarta.

Berbeda dengan sembilan zona pembagian penamaan badai, Jakarta TCWC memberi nama badai menggunakan nama bunga, dan nama itu sudah terdaftar dan diakui WMO.

Sebelumnya, BMKG memberi nama berdasarkan nama wayang, seperti siklon tropis di perairan barat daya Bengkulu pada 22-25 April 2008 yang diberi nama siklon tropis Durga (salah satu karakter wayang Dewi Durga).

Namun, agar nama siklon tidak terlalu menakutkan, Jakarta TCWC memutuskan mengganti nama badai dengan nama bunga dan buah secara abjad.

Selama 10 tahun berdirinya TCWC Jakarta, kita sudah menamakan 5 (lima) siklon tropis yang tumbuh di wilayah tanggung jawab TCWC Jakarta, yaitu Durga, Anggrek, Bakung, dan yang terakhir Cempaka dan Dahlia, dan Flamboyan dan selain keenam siklon tropis tersebut, selama 10 tahun terakhir ini ada 13 siklon tropis yang melintasi wilayah geografis Indonesia, baik daratan maupun lautannya.

Berdasarkan urutan, setelah Angrek, Bakung, Cempaka dan Dahlia, dan flamboyan, apabila terjadi siklon tropis di wilayah tanggungjawab Indonesia ada beberapa penamaan siklon tropis , seperti Kenanga, Lili, Mangga, Seroja dan Teratai.

Untuk mengantisipasi jika ada nama yang dipensiunkan---karena siklon mematikan---maka Jakarta TCWC menyiapkan nama pengganti, seperti Anggur, Belimbing, Duku, Jambu, Lengkeng, Melati, Nangka, Pisang, Rambutan dan Sawo.

Sejarah TCWC 

Indonesia merupakan anggota Regional Association V Tropical Cyclone Committee (RA-V TCC), sebuah komite internasional di bawah Organisasi Meteorologi Dunia (WMO). Komite ini  dibentuk pada sidang RA V-IX tahun 1986 yang lalu, memutuskan tentang pengoperasian pusat-pusat peringatan dini siklon tropis di seluruh dunia. Pada pertemuan ini Indonesia mendapat kewajiban untuk memberikan peringatan dini siklon tropis pada daerah tanggung jawabnya, yaitu 90 - 125 BT, 0 - 10 LS.(sumber: http://meteo.bmkg.go.id/siklon/learn/09/id).

Pada sidang RA V-XII tahun 1998 diputuskan bahwa untuk sementara waktu tanggung jawab pembuatan peringatan dini siklon tropis untuk daerah tanggung jawab Indonesia diambil alih oleh Australia (interim arrangement), sampai suatu saat ketika Indonesia memiliki kemampuan yang cukup untuk melaksanakan tanggung jawab tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun