Mohon tunggu...
Ririn Anggraeni
Ririn Anggraeni Mohon Tunggu... Guru - Pekerja Biasa

Dulu pernah menggemari hujan pada akhirnya tidak pernah bertemu payung yang tepat. Tetap basah kuyup.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mawar untuk Orion

3 Juni 2022   17:25 Diperbarui: 3 Juni 2022   17:28 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sebenarnya kami adalah dua orang yang hidup dalam kesibukan masing-masing yang bekerja dalam satu perusahaan yang sama. Ia tak pernah mengajakku untuk pergi bersamanya apalagi menungguku untuk pulang bersama Orion tak pernah peduli padaku.

Orion itu patung bagiku dan mungkin saja aku ini figuran baginya. Jika hubungan ini berlanjut diantara kami tidak akan ada yang menjadi pemeran utama. Kami hanya akan hidup dalam sepotong kisah yang membosankan tanpa akhir. 

Malam ini saat makan malam aku akan mengatakan padanya perihal luka yang tak lagi dapat ku sembunyikan. Aku manusia dan aku seorang perempuan. Semuanya telah ku siapkan dari mulai rendang pedas kesukaannya sampai kopi hitam kental yang biasanya ku siapkan saat sarapan pun ku sajikan dimeja makan. Tak lupa setangkai mawar putih yang tadi ku beli di toko bunga ku letakkan ditengah-tengah meja. 

Kupikir ia akan sangat menyukai semuanya malam ini. Hari sudah menunjukan pukul 19.00 wib. Orion pulang tepat waktu setelah membersihkan diri ia segera menuju ruang makan seperti biasa. Tanpa menungguku apalagi mengajakku untuk sekedar menemaninya makan. 

Tanpa memikirkan apapun ia segera menyantap makanan yang telah ku siapkan dari beberapa jam yang lalu sebelum ia pulang. Melihat rendang pedas nafsu makannya meningkat tanpa terkontrol karena itu adalah salah satu makanan favoritnya. Orion berpikir bahwa aku membeli rendang itu sebab ia tahu aku tak pernah bisa memasak rendang untuknya. 

Tanpa sadar air matanya menetes. Hatinya terasa perih merasakan rendang yang ku sajikan malam ini. Matanya melirik kearah sudut meja makan dan sampailah pandangannya pada secarik kertas putih yang bersebelahan dengan mawar putih yang sengaja ku letakkan ditengah-tengah meja. Dengan segera tangannya mengambil secarik kertas yang telah ku tulis sejak beberapa jam lalu kemudian ia membacanya. Malam ini kebahagiaanmu Orion.

***
Teruntuk seseorang yang ku gelari suami, imam, kekasih dan mungkin pernah sempat menjadi harapanku Orion.

Malam ini dengan sengaja aku memasak rendang pedas kesukaanmu. Selama dua tahun ini aku tidak pernah membuatkannya untukmu. Sementara aku tahu kau sangat menyukai rendang. Kau rela menelpon ibumu yang jauh hanya sekedar minta dimasakkan rendang. 

Aku pun pernah melihatmu rela berdesak-desakan hanya untuk membeli beberapa potong rendang. Suamiku aku merasa tidak berguna karena tidak bisa memasakkan rendang kesukaanmu. Hingga suatu hari ku putuskan untuk ikut kelas memasak dan melupakan segala keterbatasanku tentang memasak. Aku tidak suka memasak karena aku tak pernah mencobanya. 

Akhirnya, hari ini kau mencicipi rendang buatan ku kan? Aku tidak menyadari mengapa aku terlalu sering melakukan banyak kekonyolan yang kau benci. Aku juga tidak sadar mengapa aku harus melakukan banyak hal yang kau suka sementara sebelumnya aku tidak menyukai apapun yang kau suka.

 Mungkin aku jatuh cinta pada suamiku. Kau tahu alasan kenapa aku menerima lamaran mu sebab ayah selalu menceritakan banyak hal baik tentangmu. Aku tidak pernah bersedih bila kau tidak membalas perasaanku. Sebab kebahagiaan terbesarku adalah pernah hidup bersama seseorang yang diinginkan orang tua dan keluargaku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun