Mohon tunggu...
Ririn Arums
Ririn Arums Mohon Tunggu... -

Paling hobi menulis, fotografi, memasak dan baca semua jenis buku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Senja Terakhir

27 April 2012   04:39 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:03 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Selesai menyuapi nenek,ku raih Hp yang tergeletak di atas meja,coklat itu masih enggan kupegang.Kuperhatikan di atas coklat itu tertulis sesuatu yang tak kumengerti,karena tulisan cina,tapi setelah aku cermati tulisan itu berbunyi mei-mei.Aku makin penasaran dengan siapa yang menaruh coklat di situ.

Nenek,maaf siapa yang menaruh coklat di sini?" tanyaku pada nenek sambil menyodorkan coklat itu.

“Nenek nggak tahu,tapi kelihatannya ini buatmu.lihat ada tulisan mei2!”

“ini rejeki kamu,ambil saja,” lanjutnya.

Nenekpun nggak tahu siapa yang menaruhnya,aku harus bertaya pada siapa?sementara di ruangan itu hanya ada nenek karena 3pasien yang lain sedang menjalani operasi dari pagi.Kuraih kembali coklat itu dari tangan nenek,lalu kusimpan dalam laci bersama dengan rasa penasaranku.

“Mei-mei,” laki-laki itu kembali memanggilku

Aku masih terus membisu,walau sebenarnya aku tahu laki-laki itu menunggu kata-kataku.Kulirik dia terus memperhatikanku tapi akupun masih enggan menatapnya,senja itu masih menghipnotisku,walau tak kupungkiri setiap kata yang terucap dari mulut laki-laki itu perlahan masuk kedalam sel otakku lalu menjalar hingga ke hati.

Mei,yang paling kuingat dan membuatku makin menyukaimu,ketika kamu memintaku menunjukkan tempat meyimpan kompres”

“Jarak antara kita waktu itu sangat dekat,”Dia melanjutkan kata-katanya

Ya…dan lagi-lagi laki-laki itu semakin membawaku mengingat kejadian yang jujur tak pernah aku lupa,bahkan tak kupungkiri dari situ akupun perlahan menyukainya.

Kompres kaki nenek sudah nggak terlalu dingin,akupun bergegas menggantinya,karena aku pernah diperingatkan dokter soal itu.Aku berjalan melewati lorong menuju ruang jaga,tapi sial tak ada satu perawatpun.Aku mencoba ketempat lain yaitu di ruang 52-03 tapi sama saja tak seorangpun ada.aku berniat kembali ke kamar.Tiba-tiba pandanganku tertuju pada pintu lift yang terbuka,Laki-laki itu yang berada dibalik pintu.Aku berlari kecil mendekatinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun