"Ayo turun ke jalan", ajak Repi Harum, orang yang diyakini sebagai orang pintar di kelurahan Nusa Antara.
Kapten kesebelasan Gama, sambil terengah-engah kelelahan berkata : "Kamu percaya skor pertandingannya segitu?. Ini curang, kita harus pakai hak pelet"
Bagian Akhir : Tersadar
Lalu ada demonstrasi besar, suasana makin kacau, orang-orang berdesakan, saya terdorong ke kanan dan ke kiri, tiba-tiba tangan kiri saya ditepuk-tepuk seseorang.
"Pak.., Pak.., sudah sampai", kata Pak Joko supir taksi online dengan ramah. Saya terbangun dari mimpi saya. "Hmm.., mimpi yang mengerikan" batin saya.
"Terimakasih, ya Pak" Kata saya ke Pak Joko yang sedang tersenyum ramah.
Saya mengambil tas, membuka pintu mobil dan segera naik ke lantai 5 sebuah rukan di bilangan Jakarta Utara. Saya sempat melirik ke handphone, pukul 9.32, tanggal 4 Desember 2024. "Terlambat sedikit", batin saya.
Saya masuk ke ruangan rapat, beberapa orang telah ada di sana. "Selamat pagi, mohon maaf saya terlambat", sapa saya. Dan di dinding ruangan rapat saya lihat foto Presiden dan Wakil Presiden Indonesia Terpilih. Bapak Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Dalam hati saya memberi hormat dan berucap:" Selamat Pak Prabowo dan Gibran, saya tidak memilih Anda kemarin tanggal 14 Februari 2024, tapi karena lebih dari separuh saudara-saudara saya yang lain telah menetapkan pilihan ke Anda, saya menghormati pilihan saudara-saudara saya itu. Semoga Bapak-Bapak mampu membawa kehidupan yang lebih baik di negeri tercinta".
Sambil tersenyum, lalu saya berkata: "Yuk, kita mulai meeting kita, hari ini!"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H