Seperti kata seorang teman,
sajak-sajak perdamaian hilang perlahan
digilas kebencian; dilumat umpatan
bulat-bulat warta; tanpa dikunyah langsung ditelan
lalu muntah amarah, berserak-serak berantakan
pun yang lain buas menelan muntahan, rupa orang hilang ingatan
kalaulah mata jeli menerawang, ini bukan hasil sepekan
benih benci ini telah lama mereka tanam, menyasar tunas-tunas taman
hari ini adalah tuaian panen dari puluhan tahun  garapan lahan
maka beranak-pinak jutaan beku nurani juga otak
mengangkat kapak, membelah negeri, menebar onak
bagaimana hati yang bebas tak akan terhentak dalam katup geligi mengeretak?
Oh...., tidak teman, kita tak boleh diam dan sungkan
sajak-sajak perdamaian harus bergelora dalam semua sudut ruangan
negeri ini terlalu elok untuk jadi taruhan, jangan biarkan mereka hitamkan
Jakarta, 22 November 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H