Mohon tunggu...
Rio Yunaris Umbara
Rio Yunaris Umbara Mohon Tunggu... Apoteker - Praktisi Kesehatan

Sudah malang melintang selama 10 tahun lebih di dunia kesehatan terutama Obat-obatan/kefarmasian, hobi menulis artikel kesehatan, membuat orang lain sadar atas pentingnya kesehatan, minat pada bidang farmakologi, fitofarmaka, biologi farmasi, farmasi klinik dan lain-lain

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bedakan, Antara Ganja dengan Ganja Medis!

5 Juli 2022   14:28 Diperbarui: 5 Juli 2022   14:40 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mengapa Harus Ganja Medis?"

Pengobatan  Celebral palsy terutama penanganan kejang nya sebetulnya bisa diatasi dengan menggunakan obat anti kejang lain, salah satunya Diazepam. 

Lalu mengapa Ibu Santi ingin sekali ganja medis digunakan untuk mengobati kejang pada anak nya? Ibu Santi disarankan oleh temannya, yang merupakan warga negara asing, untuk melakukan terapi minyak ekstrak ganja yang telah terbukti efektif menjadi treatment cerebral palsy. 

Namun Ibu Santi tidak berani melakukannya karena ada larangan narkotika golongan I dalam UU Nomor 35 Tahun 2009 yang dapat berujung dengan pemenjaraan sampai 12 tahun.

Legalisasi Ganja Medis akan menjadi polemik, apabila berita nya ditelan mentah

Mengapa bisa demikian? Bukan bermaksud mendiskreditkan bangsa sendiri, masyarakat Indonesia memang masih rendah dalam hal literasi, terutama dalam membaca berita, tanpa ditelisik lebih dalam lagi. Terlebih lagi dengan pemberitaan yang "sensitif" bagi sebagian orang tentang legalisasi ganja medis ini. 

Maka dari itu, rasanya perlu untuk menjelaskan perbedaan antara ganja dengan ganja medis ini, agar masyarakat tidak salah tafsir tentang pemberitaan legalisasi ganja medis. 

Ganja medis, bukan lah Ganja/Tanaman Ganja

Memang benar, ganja medis ini awalnya dari tanaman ganja. Melalui proses ekstraksi dan sintesis dari tanaman yang bernama latin Cannabis sativa L ini, dihasilkan senyawa zat aktif cannabinoid, dan yang utama adalah senyawa tetrahydrocannabinol (THC) yang bersifat psikoaktif. Psikoaktif artinya bisa memengaruhi psikis yang menyebabkan ketergantungan dan efeknya kearah mental. Lalu senyawa lainnya adalah cannabidiol (CBD) yang memiliki aktivitas farmakologi, tetapi tidak bersifat psikoaktif. 

CBD inilah secara farmakologi bisa digunakan untuk pengobatan yang salah satu nya bisa mengatasi kejang. Kejang disini gejala yang umum, bukan merujuk kejang  yang disebabkan oleh keadaan Celebral palsy.  

CBD telah dikembangkan sebagai obat dan disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) di Amerika, diindikasikan untuk terapi tambahan pada kejang yang dijumpai pada penyakit Lennox-Gastaut Syndrome (LGS) atau Dravet syndrome (DS), yang sudah tidak berespons terhadap obat lain. Dalam kasus kejang yang dialami Pika ini lah yang akan dilakukan berbagai macam pengujian oleh tim ahli. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun