Mohon tunggu...
Rio Yunaris Umbara
Rio Yunaris Umbara Mohon Tunggu... Apoteker - Praktisi Kesehatan

Sudah malang melintang selama 10 tahun lebih di dunia kesehatan terutama Obat-obatan/kefarmasian, hobi menulis artikel kesehatan, membuat orang lain sadar atas pentingnya kesehatan, minat pada bidang farmakologi, fitofarmaka, biologi farmasi, farmasi klinik dan lain-lain

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Hati-hati, Jika Minum Paracetamol Tidak Sesuai Aturan Bisa Merusak Hati!

3 Juli 2022   14:42 Diperbarui: 5 Juli 2022   20:15 1560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi paracetamol (Sumber dari clubfoto via parapuan.co)

Ketika seseorang sedang merasakan sakit di bagian tubuhnya, atau sedang merasakan demam di sekujur tubuhnya, yang terlintas dipikiran, pastinya obat apakah yang cocok untuk menangani keadaan tersebut? 

Yups, paracetamol. Salah satu obat yang paling sering digunakan oleh semua orang di seluruh dunia ini. 

Selain harganya murah, mudah dijangkau obat ini juga manjur dan terbukti berkhasiat dan digunakan sebagai analgetik dan antipiretik (pengurang rasa nyeri dan penurun demam).

Paracetamol merupakan salah satu obat jadul dan merupakan golongan obat bebas yang boleh dibeli tanpa resep dokter, ditemukan sekitar akhir abad 18, dan eksistensi obat ini bisa dirasakan sampai sekarang. 

Pada pengobatan jangka pendek, paracetamol memiliki efek samping yang ringan, yaitu berupa gangguan pencernaan, ruam kulit, kelainan darah, dan hipersensitivas. 

Namun kondisi efek samping ini sangat jarang sekali terjadi, bahkan hampir tidak ada laporan mengenai efek samping yang disebabkan oleh obat ini. 

Selain itu, paracetamol juga merupakan obat yang aman untuk ibu hamil dan menyusui apabila mengalami kondisi nyeri dan demam, karena menurut U.S FDA (BPOM-nya Amerika ) memiliki pregnancy risk classification B, artinya tidak menunjukkan adanya risiko gangguan terhadap janin. 

Kendati demikian, obat adalah adalah obat, dia adalah komoditas racun. Meskipun aman paracetamol juga memiliki efek samping yang cukup serius apabila dikonsumsi secara terus menerus, dan diminum tidak dengan sesuai aturan. 

Pada dosis normal, paracetamol dikonsumsi dengan dosis :

  • Dewasa: 500-1.000 mg atau 10–15 mg/kgBB, tiap 4–6 jam. Dosis maksimal 4.000 mg per hari.
  • Bayi dan anak-anak: 10–15 mg/kgBB, tidak 4–6 jam. Dosis tidak boleh lebih dari 15 mg/kgBB per dosis

Efek yang ditimbulkan apabila konsumsi paracetamol secara terus menerus tanpa aturan pakai yang benar adalah kerusakan organ hati.

Bagaimana mekanismenya?

Setelah obat diminum, obat mengalami beberapa proses perombakan oleh tubuh. Salah satu prosesnya adalah metabolisme. Proses ini berfungsi sebagai aktivasi dan inaktivasi obat. 

Organ yang bertanggung jawab pada proses ini adalah hati. Obat tidak akan bekerja apabila tidak mengalami proses aktivasi oleh enzim sitokrom P450 di hati. 

Analoginya begini pintu itu adalah hati, Kunci itu adalah enzim sitokrom P450 dan Manusia itu adalah paracetamolnya. 

Bila manusia itu ingin memasuki suatu ruangan yang berpintu dan terkunci, harus buka dulu kuncinya, lalu buka juga pintunya, maka manusia itu bisa masuk ke dalam ruangan tersebut. 

Kurang lebih seperti itu analoginya, enzim sitrokom P450 yang ada pada organ hati memudahkan paracetamol untuk masuk kedalam aliran darah dan bekerja sebagaimana mestinya. 

Selanjutnya proses Inaktivasi adalah kebalikan dari proses Aktivasi, yaitu mengubah paracetamol yang aktif bekerja tadi, menjadi paracetamol yang tidak aktif dan siap diekskresikan (dibuang/dikeluarkan) dari tubuh. 

Sebagian besar obat-obatan diekskresikan melalui organ ginjal dan selanjutnya dibuang bersama urin, termasuk paracetamol ini. Zat sisa/zat sampingan hasil dari metabolisme biasa disebut dengan metabolit. Salah satu metabolit paracetamol adalah NAPQI (N-asetil-p-benzoquinonimin). 

Zat ini sangat toksik  dan ditengarai sebagai penyebab dari kerusakan organ hati tadi. Pada dosis normal konsumsi paracetamol, metabolit NAPQI ini lebih mudah dinetralkan dan dikeluarkan oleh tubuh.

Namun apabila dosis paracetamol terlalu besar (over dosis) atau pemakaian dalam jangka panjang, keadaan metabolisme dalam hati menjadi jenuh dan NAPQI ini sulit untuk dinetralkan dikeluarkan oleh tubuh, sehingga metabolit NAPQI terlalu banyak dalam darah dan terikat oleh sel-sel di organ hati. Akibatnya sel-sel dalam hati terhambat kerjanya dan organ hati tidak bisa bekerja sebagai mana mestinya dan akan mengalami kerusakan hati sampai gagal fungsi hati. 

 Bijak Menggunakan Obat adalah Kuncinya

"Obat adalah Komoditas Racun". Mungkin itu adalah mindset yang harus diterapkan oleh kita sebagai konsumen obat. Mau bagaimanapun juga, obat adalah racun yang perlu adanya asuhan tenaga kesehatan agar kita bisa terhindar dari bahaya efek samping obat. 

Ketika membeli obat ke apotek, konsultasikan terlebih dahulu kepada apoteker yang praktek di apotek tersebut mengenai cara pemakaian, dosis dan efek samping yang akan ditimbulkan oleh obat tersebut. 

Selain itu, kita harus bijak dalam menggunakan obat tersebut, konsumsi obat sesuai kebutuhan, dan hentikan obat apabila sudah tidak ada gejala yang ditimbulkan (kecuali antibiotik dan obat-obat untuk penyakit degeneratif) dan selalu membaca aturan pakai yang ada pada kemasan obat tersebut.

Apabila ada yang akan ditanyakan mengenai obat-obatan silakan beri komentar dan apabila konten ini bermanfaat silakan like dan share agar semua orang bisa lebih bijak lagi dalam menggunakan obat. 

Gambar Parasetamol Tablet ( Via Website gooddoctor.com )
Gambar Parasetamol Tablet ( Via Website gooddoctor.com )

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun