"PUTANG INA!"
     Ya.
Perkataan itulah yang benar-benar saya ucapkan ketika meninggalkan kantor kelurahan Pamulang Barat, Kota Tangerang Selatan, sekitar 15 menit yang lalu.
Bukan tanpa alasan saya mengucapkan kata ini di depan puluhan orang yang hadir. Pasalnya menurut saya ini sudah kelewatan.
Hari ini saya sudah menyempatkan diri ke Kantor Kecamatan Pamulang di sela-sela kesibukan kampus yang terletak di Gading Serpong, Tangerang hanya untuk sekedar mengambil E-KTP yang seharusnya sudah bisa saya ambil dua bulan yang lalu.
Kemudian di sinilah saya ... sudah menanti selama satu jam lamanya di antara hiruk-pikuk manusia yang memiliki kepentingan yang sama.
Namun....
" ..... Julio Arthur!" Panggil sang penjaga loket itu.
" Yaaa!"
"..... belum diturunkan."
---Apa? Belum?
Bagaikan seonggok robot tua, si PNS tua itu mengabaikan kehadiranku dan meneruskan pekerjaannya memanggil nama-nama orang dalam daftar yang ia pegang.
Tentu saja saya menjadi berang bukan main dan menyerobot suara paraunya.
"Apa maksudnya belum diturunkan? INI SUDAH LEBIH DARI DUA BULAN PAK!"
"Belum diturunkan, ya belum diturunkan."
"Apa ada perkiraan kapan E-KTP saya bisa jadi?"
"Saya tidak berani menjamin, saya TIDAK TAHU."
"Setidaknya berikan saya gambaran menurut perkiraan bapak!" Tukas saya.
Yah, walaupun tidak tahu ... setidaknya dari pengalaman si bapak melayani pembuatan E-KTP selama ini, harusnya ia bisa memperkirakan, setidaknya berapa lama lagi akan selesai.
"Belum diturunkan artinya belum diturunkan! belum dicetak sama 'Dinas'. Kalau kamu tidak percaya, silahkan tanya langsung ke ‘Dinas’" Tukas pegawai tua itu dengan sinis, dan wajah seolah mengusirku untuk pergi dengan segera dari hadapannya.
Dinas? Dinas apa yang dimaksud bapak ini?Tidak jelas.
-----Dan, di situlah saya meneriakkan....
"PUTANG INA!!!! AKHH!"
Biarlah orang pada melihat kelakuan saya, saya sudah geram. Tidak peduli.
Dasar.
Inilah mengapa saya sangat benci dengan PNS. Sebetulnya tidak semua PNS itu buruk, tetapi sikap malas berpikir dan pelayanan yang buruk inilah yang membuat pamor khalayak umum terhadap pekerjaan PNS menjadi negatif.
Baiklah, kembali ke topik. Pemerintah baru-baru ini kembali menggalakkan bahwa semua orang wajib punya E-KTP. Bahkan dengan aturan-aturan yang mengancam seperti menikah tidak bisa tanpa E-KTP, terdapat denda jika tidak memiliki E-KTP, tidak bisa mengajukan perpanjangan STNK kendaraan bermotor, dan berbagai aturan birokrasi yang menyebalkan lainnya.
Nah, di sini pertanyaannya ... bagaimana bisa keinginan besar pemerintah ini terwujud jika ‘kaki-tangannya’ saja tidak becus dalam mengerjakan tugas yang diamanatkan kepada mereka?
‘Cuma’ tugas sekecil ini saja, tidak bisa disiplin dalam mengerjakannya. Apa tugas para PNS dan Dinas yang dimaksud pak tua itu seberat dengan kegiatan TNI yang menjaga keamanan negara? TIDAK! Sebanding dengan tugas infiltrasi oleh agen spionase BIN? TIDAK! Saya merasa sangat tidak sebanding.
Namun, yang membuat saya lebih geram ... kenyataannya ini juga bukan terjadi pada saya. Mencuri-curi dengar obrolan orang-orang di kantor kecamatan tadi, ada yang sudah satu bulan belum bisa diambil. Ada juga yang sudah lewat hampir tiga bulan, masih belum jadi.
Waduhh! Kacau! Ini sudah gawat!
 Oleh sebab itulah, saya membuat opini atau artikel ini untuk menuangkan kekesalan saya mewakili semua warga yang merasa kecewa terhadap pelayanan kepengurusan E-KTP di regional Pamulang Barat.
Berdasarkan pengalaman ini, saya benar-benar sudah tidak peduli lagi. Mau diambil setahun kemudian, atau mungkin setelah saya lulus kuliah ... saya tidak peduli.
Saya sangat berharap, tulisan ini dapat setidaknya dapat menjadi ‘tamparan’ bagi institusi yang bersangkutan untuk bekerja lebih baik, demi kenyamanan masyarakat dan nama baik pemerintah itu sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H