Mohon tunggu...
Rio Alfasyah
Rio Alfasyah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Secercah Cahaya Baru

12 Mei 2019   01:07 Diperbarui: 12 Mei 2019   01:53 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Bulan Oktober 2016, saya kembali ke Malaysia untuk menjalani pengobatan ulang, pengobatan ini sama dengan pengobatan sebelumnya yang telah gagal itu. Hanya saja, pengobatan kali ini tidak perlu rawat inap di rumah sakit dan langsung diperbolehkan pulang. Ketika di rumah paman, saya langsung istirahat tanpa melakukan aktivitas apapun karena khawatir kejadian yang sama terulang lagi. Alhamdulillah, pada saat pemeriksaan berikutnya, mata kiri saya baik-baik saja dan saya diperbolehkan untuk pulang ke Pekanbaru.

Saya kembali bersekolah walaupun ketinggalan banyak pelajaran, semester ganjil di kelas 11 saya hanya mengulang empat buah mata pelajaran dengan peringkat 21 dari 34 orang siswa. Walaupun demikian, pada semester berikutnya, saya harus menyelesaikan remedial mata pelajaran.

Saya juga tetap melakukan pemeriksaan mata di Malaysia. Sewaktu pembagian rapor semester genap, saya memperoleh peringkat ke-4 dari 34 orang siswa, hasil ini membuat saya bersyukur walaupun terkendala dengan penglihatan yang masih belum jelas dalam melihat.

Pada awal kelas 12, ketika saya kembali memeriksakan kondisi mata saya di Malaysia, dokter mengatakan bahwa kondisi kedua mata saya mulai membaik. Kemudian dokter mencabut benang jahitan kornea yang masih tertanam pada mata kanan saya, yaitu pada mata yang dilakukan transplantasi kornea. Dokter memutuskan benang itu dengan menggunakan alat khusus, saya melihat benang itu begitu halus dan bening.

Sampai saat ini, kondisi mata saya semakin membaik wlaupun penglihatan belum maksimal dalam melihat karena kondisi ini membutuhkan waktu yang lama untuk melihat kembali secara normal. Tetapi saya tetap bersyukur kepada Allah karena telah melancarkan pengobatan saya dan memberikan saya harapan untuk bisa melihat kembali.

Saya mengucapkan terimakasih banyak kepada orang tua dan keluarga saya yang telah banyak mengorbankan uang, waktu dan tenaga supaya saya bisa sembuh dan bisa melihat kembali. Saat ini, saya kembali menata kehidupan agar menjadi lebih baik lagi di tengah keterbatasan dalam melihat.

Saya adalah seorang mahasiswa Sosiologi Universitas Riau. Saya berharap bahwa secercah cahaya baru itu akan muncul ke dalam kehidupan saya suatu hari nanti. Saya selalu berdoa kepada Allah agar saya bisa melihat kembali dengan normal, walaupun membutuhkan waktu yang lama.

Saya hanya ingin menyampaikan sesuatu hal bahwa kita tidak sendiri, ada banyak orang di belakang kita yang membantu kita dalam senang maupun susah, terutama kedua orang tua kita. Jadi, untuk para pembaca, raihlah impianmu walaupun dirimu sedang mengalami kesulitan. Jadikanlah keterbatasan itu sebagai kelebihan kita untuk menatap masa depan yang lebih baik. Terimakasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun