Mohon tunggu...
Rio Alfasyah
Rio Alfasyah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Secercah Cahaya Baru

12 Mei 2019   01:07 Diperbarui: 12 Mei 2019   01:53 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pada minggu berikutnya, kornea mata saya kembali diperiksa. Dokter mengatakan bahwa kondisi mata saya semakin membaik sehingga saya sudah diperbolehkan pulang ke Pekanbaru. Kemudian saya diperintahkan untuk datang setiap bulannya ke Malaysia untuk memeriksakan perkembangan mata kanan saya setelah dioperasi. Setelah tiba di Pekanbaru, saya dianjurkan dokter untuk izin sekolah selama satu bulan.

Setelah satu bulan, saya kembali bersekolah. Namun, ternyata teman-teman saya telah melaksanakan ujian selama dua hari dan saya telah ketinggalan empat buah mata pelajaran yang diujiankan. 

aya sangat sedih ketika penerimaan rapor semester ganjil, saya memperoleh peringkat 33 dari 34 orang siswa dan harus mengulang tujuh buah mata pelajaran pada semester berikutnya. Pada semester berikutnya, saya menyelesaikan remedial mata pelajaran dan mengejar ketertinggalan selama saya izin karena sakit. Alhasil, saya bisa mencapai peringkat 14 dari 34 siswa pada semester genap dan saya berhak naik ke kelas 11.

Pada awal tahun ajaran baru, tepatnya bulan Agustus 2016, saya kembali menjalani pengobatan untuk mata kiri. Kornea mata kiri saya masih dipertahankan tetapi harus dipasangkan sebuah benda berbentuk cincin pada kornea mata kiri saya. Benda ini harus dipesan terlebih dahulu di negara brasil. Waktu itu, pihak rumah sakit telah memesan benda itu sesuai dengan ukuran kornea mata saya, yaitu enam minggu sebelum benda itu dipasangkan ke dalam mata saya.

Pemasangan benda tersebut sebenarnya bukanlah sebuah pembedahan, tetapi hanya sebuah teknik pengobatan mata. sewaktu pengobatan dilakukan, mata kanan saya ditutup, dan mata kiri saya dibuka dengan lebar menggunakan alat. Lalu, mata kiri saya dibius dengan cara disuntik, artinya saya tidak dibius secara total.

Sebelum dipasangkan benda ke dalam mata saya, mata kiri saya ditembaki laser hijau selama beberapa menit. Laser ini berfungsi untuk meratakan permukaan kornea sehingga bisa dipasangi benda yang berbentuk cincin tersebut. Setelah dilaser, mata kiri saya mulai dipasangkan benda tersebut. Saya melihat dokter memasangkan benda tersebut ke dalam mata saya, saya tidak merasakan apapun.

Setelah pengobatan itu selesai, saya dipindahkan ke dalam ruangan perawatan. Saya hanya dirawat selama satu hari disana. Setelah itu, saya diperbolehkan pulang ke rumah paman saya di Malaysia karena minggu depan mata saya harus diperiksa kembali perkembangannya. Dokter berpesan mata kiri saya tidak boleh tergosok agar benda yang dimasukkan tersebut tidak bergeser.

Saat mata kiri saya diperiksa kembali oleh dokter, ternyata hasilnya jauh dari harapan. Benda yang dipasangkan ke dalam mata kiri saya tersebut posisinya tidak tepat atau telah tergeser, saya tidak tahu penyebabnya apa, dokter menuduh saya telah menggosok mata kiri saya tersebut, entah itu sewaktu tidur ata sedang beraktifitas. 

Dokter mengatakan bahwa pengobatan ini telah gagal dan benda yang posisinya tidak tepat di dalam mata kiri saya harus dikeluarkan lagi dari mata saya melalui pembedahan. sayangnya, untuk biaya pembedahan ditanggung oleh pasien.

Keesokan harinya, mata kiri saya dibedah untuk mengeluarkan benda tersebut, prosedurnya sama seperti tranplantasi kornea, saya dibius secara total. Hanya saja, proses pembedahannya tidak berlangsung lama yaitu sekitar 4 jam. Saya kembali dirawat di ruang perawatan. Di ruang perawatan saya melihat mata kiri saya mengeluarkan darah dan saya merasakan sakit pada mata kiri saya.

Sampai keesokkan harinya, saya telah diperbolehkan pulang dalam kondisi mata yang masih terdapat luka setelah pembedahan. Beberapa hari kemudian, mata saya kembali diperiksa oleh dokter. Dokter kembali menganjurkan pemasangan ulang benda yang berbentuk cincin tersebut, kemudian nama saya dimasukkan kembali ke dalam daftar tunggu untuk menunggu benda tersebut dari brasil dengan waktu tunggu selama enam minggu. Kemudian, saya pilang ke Pekanbaru untuk kembali bersekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun