“Boleh kami minta satu kah pak? Kami mau coba coklat kalimantan. Kami jauh dari Jakarta ni..” Ucap Ceha.
“Iya.. ambik.. ambik saja... yang punya kebun temanku..” ucap si Bapak. Dasaar kami penasaran kan. Akhirnya kami ambil saja itu buah coklat yang bewarna kemerahan.
Sudah hampir Magrib, ada rumah terakhir yang kami kunjungi. Rumah warga biasanya ditempati 2-3 KK (Kepala Keluarga), beda dengan rumah ini. rumah panggung dengan dua profil air di bagian depan, khas masyarakat pada umumnya. Kami memasuki rumah.. ada dua orang suami istri yang terlihat sudah lansia. Mempersilahkan kami ramah. Kami masuk kedalam rumah panggung yang luas.. rumah terlihat sepi. “Satu rumah ada berapa orang makcik?”
“Kami ini saja... ada 3 orang, Nak..” ucapnya. “Kita habis keliling darimana tadi? Rumah kita dimana?” tanya si ibu.
[caption caption="dok.pribadi. salah satu rumah warga yang ditempati 1 KK saja, beda dengan rumah lainnya yang bisa ditempati 2 sampai 3 KK"]
[caption caption="dok.pribadi. rumah Makcik dan Pakcik.. pasangan lansia yang senantiasa bersahaja"]
Beberapa saat kami ‘loading’ sejenak. “Kita”? haha kemudian kami langsung paham. ‘kita’ dalam bahasa bugis artinya kamu atau saya dengan bahasa halus. Ah langsung saja kami jawab.. “Oo kami dari jakarta makcik.. tim kesehatan. Kalau saya asalnya dari Lampung, kalau dia ni asalnya dari Jakarta.. kami tim Nusantara Sehat dari Kementrian Kesehatan RI, makcik.. kami tinggal di puskesmas Aji Kuning. Ituu sebelah rumahnya bu Jannah..” Ucapku pada makcik dan pakcik yang ada disana.
Kemudian datang seorang anak kedua lansia ini.. Rahman anamanya, usianya 30 tahun. Pakcik, Ayah Rahman mengatakan anaknya ini dulu mengalami kejang saat bayi.. “Itu dia suka melotot matanya keatas, badannya keras, panas betul badannya masih kecil dulu. Dirawat hospital di Nunukan sudah.. tapi tak sembuh jugak. Sudah kami bawa balik ja si Rahman.. jadibya begitu sekarang.. cacat sudah tangannya, kakinya, matanya..” ucap ayah Rahman bersemangat.
Pakcik mengatakan kalau ia punya dua anak yang tinggal di Tawau (Malaysia) dan dua anak yang sedang sekolah di Tarakan. “Kalau hari Raye, ramai ini rumah..” ucap pakcik bersemangat. Pakcik mengatakan juga dulu ia adalah pekerja di Tawau (Malayisia) semuanya di jamin, makan, kesehatan. Tapi ketika sudah tua.. kami disuruh balik ke Indonesia, ndak boleh kerja disana lagi. Obrolan kami nyaris makin melebar dan memanjang. Akhirnya kami memutuskan untuk pamit, karena hari sudah hampir magrib. Intinya aku mencerna berbagai pelajaran dari dua orang lansia yang tetap semangat ini. mereka tetap berjuang mandiri, tak mau merepotkan anak-anaknya yang sudah berkeluarga. Lalu dua orangtua ini juga masih berjuang dan semangat merawat anak bujangnya yang terbatas pergerakkannya. Semoga sehat selalu yaa Makcik dan Pakcik : )
[caption caption="dok.pribadi. hari ini dapat buah coklat, dapat krupuk 'peyek' dari tetangga dan camilan lainnya. Alhamdulillah hehe"]
Salam Sehat dari tim Nusantara Sehat wilayah Sebatik Tengah, Puskesmas Aj Kuning, kabupaten Nunukan-Kalimantan Utara