Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Apakah Kurikulum Merdeka Masih Ada Setelah 2024?

22 Februari 2022   02:00 Diperbarui: 25 Februari 2022   08:56 2897
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selanjutnya saya menjadi pengajar dalam 3 kurikulum yang berbeda, yaitu KBK 2004, KTSP 2006 dan Kurikulum 2013 dan dalam waktu yang tidak lama akan bertemu dengan kurikulum "merdeka belajar". 

Bagaimana kesan saya saat menjadi pengajar dalam ketiga kurikulum tersebut?

Jawabannya adalah bahwa implementasi dari ketiga kurikulum tersebut terkesan terlalu buru-buru dan persiapannya termasuk buruk. 

Contohnya: KBK 2004 yang disebut sebagai kurikulum kompetensi dalam waktu kurang-lebih 2 tahun harus mengalami perubahan menjadi KTSP 2006 karena dianggap terlalu "gemuk"

Maka dilakukan perampingan atau penyederhanaan materi pembelajaran agar beban kurikulum tidak terlalu berat. Sedangkan penggunaan Sistem Kompetensi-Kompetensi Dasar (SK-KD) pada kedua kurikulum tersebut tetap sama.

Kemudian saat KTSP 2006 di implementasikan terus dilakukan perbaikan atau revisi terutama terhadap Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Selalu ada saja yang diintegrasikan ke dalam kurikulum seperti: karakter, wawasan lingkungan, dsb. 

Belum lagi implementasi KTSP berjalan dengan baik kemudian tiba-tiba muncul kurikulum 2013 atau yang lebih populer dengan sebutan Kurtilas.

Perbedaan mendasar antara kurikulum KTSP dan Kurtilas adalah, jika KTSP tadinya menggunakan sistem SK-KD maka Kurtilas menggunakan KI-KD.

Kompetensi Inti (KI) terdiri dari KI-1 menyangkut Spritual dan KI-2 mengenai Sosial. Sedangkan Kompensi Dasar terdiri dari KD-3 untuk Pengetahuan dan KD-4 untuk Ketrampilan.

Apa yang paling mengesankan dari KTSP dan Kurtilas? 

Jawabannya adalah administrasinya sangat banyak dan ribet. RPP-nya harus lengkap dan lembaran penilaiannya juga banyak. Hal itu tentu saja menyita waktu dan energi guru untuk menyiapkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun