Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Homo Homini Lupus Est" Penjajahan Itu Alami dan Abadi Sepanjang Masa Kebodohan

25 Januari 2021   19:41 Diperbarui: 25 Januari 2021   20:53 843
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi jika dulu bangsa-bangsa Eropa menjajah bangsa-bangsa Asia, Afrika dan Amerika, apakah ada yang salah? Tidak. Mereka datang dengan semboyan yang mereka anggap sangat mulia: Gold (kekayaan), Glory (kejayaan) dan Gospel (menyebarkan agama).

Ketika itu tidak sedikitpun mereka merasa bersalah. Semuanya berjalan alami. Bangsa-bangsa di Eropa membutuhkan rempah-rempah, emas, intan, perak, nikel, timah, bauksit, tembaga, aluminium, dsb, dan semuanya itu ada pada bangsa-bangsa Asia, Afrika dan Amerika.

Merekapun ingin berekspansi. Tanah di benua Eropa itu terlalu sempit. Mereka ingin menjadikan tanah bangsa-bangsa Asia, Afrika dan Amerika menjadi bagian dari tanahnya. Pendeknya, mereka ingin meluaskan tanah bangsanya tetapi sama sekali menurut mereka bukan mencaplok.

Menjadikan tanah dia Asia, Afrika dan Amerika menjadi tanahnya tetapi tidak serta Merta dengan penduduk aslinya menjadi bagian dari mereka. Mereka akan menindasnya dan menjadikannya budak. Mereka hanya dapat menghargai penduduk pribumi sedikit lebih terhormat terhormat dari "hewan". Seperti yang terjadi di Afrika Selatan, politik apartheid.

Jadi ketika Portugis, Spanyol, Perancis, Inggris, Belanda dan Jepang menjajah Indonesia, sama sekali mereka tidak merasa bersalah. Menurut mereka itu adalah hal alami. Karena mereka lebih pintar, lebih kuat sehingga layak menindas. Menurut mereka Indonesia bodoh dan terlalu wajar untuk ditindas, bebas untuk diapain saja.

Bahkan ketika menjajah Indonesia, Jepang menganggap dirinya bukan penindas kejam tetapi beralibi sebagai Pemimpin, Pelindung dan Cahaya Asia. Dengan dalih itu mereka beringas, menyiksa dan memerkosa segalanya, termasuk perempuan-perempuan bangsa ini untuk memuaskan hawa nafsunya.

***

Jika Anda bertanya: Sudahkah semua bangsa merdeka?

Secara harfiah sebagian besar sudah, kecuali Palestina dan beberapa lainnya. Tetapi secara alegoris, belum.

Sebagian besar bangsa-bangsa jajahan sudah menyatakan kemerdekaannya secara de facto. Tetapi hanya sedikit yang seperti Republik Rakyat China dan Korea Selatan yang sudah benar-benar merdeka secara lahir dan batin.

Umumnya negara-negara jajahan itu sangat lambat melakukan transfer ilmu pengetahuan dan teknologi. Sumberdaya manusianya masih terbilang sangat rendah. Pengelolaan sumberdaya alamnya masih bergantung sepenuhnya kepada negara-negara penjajah. Jadilah mereka tetap menjadi negara jajahan dengan gaya baru, secara ilmu pengetahuan dan teknologi, juga ekonomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun