Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Berita Natal adalah Sukacita dalam Kesederhanaan, Sangat Jauh dari Kemewahan

20 Desember 2020   17:23 Diperbarui: 20 Desember 2020   17:40 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : https://encrypted-tbn0.gstatic.com

***

Bagaimana Anda Memaknai Natal dan Bagaimana Cara Anda Merayakannya?

Apakah Anda berpikir bahwa Natal adalah pesta tahunan yang dirayakan dengan meriah di gereja, gedung pertemuan atau di hotel-hotel berbintang dengan menghadirkan pendeta "beken" dan artis-artis ternama?

Atau apakah Anda Memaknai Natal hanya sebatas ritual-seremonial dengan rangkain acara menyanyikan lagu pujian secara bersama-sama, kemudian mendengarkan khotbah lalu dilanjutkan dengan penampilan koor, vokal grup, liturgi dan drama tentang kelahiran Yesus Kristus?

Atau apakah Anda mengidentikkan Natal dengan baju baru, kue-kue, makanan-makanan lezat, kado dan minuman mahal atau bahkan minuman yang memabukkan disertai pesta pora?

Tidak salah merayakan natal di gedung-gedung atau di hotel-hotel berbintang dengan mendatangkan artis terkenal dan pendeta hebat. Tidak salah merayakan natal dengan membeli baju baru dan menyediakan kue-kue dan makanan lezat.

Tetapi salah besar jika Natal dimaknai sebagai kemewahan dan dirayakan dengan glamor dan pesta pora.

Menjadi salah ketika semuanya itu kita lakukan dengan pemahaman bahwa seperti itulah Natal dan harus seperti itulah merayakannya dan jika tidak demikian berarti tidak sah.

Menjadi salah ketika kita merayakan natal dalam serba berlebihan tanpa memperhatikan orang-orang di sekitar kita yang bernasib kurang beruntung.

Menjadi salah ketika kita merasa sudah merayakan Natal hanya karena ambil bagian dalam acara Natal seperti menyanyikan lagu-lagu natal, ikut liturgi, vokal grup atau drama, dan itu sudah cukup.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun