"Oh, begitu... Kata siapa malaikat seperti itu? Kamu percaya sosok malaikat seperti di gambar-gambar dan film-film itu?"
"Ya, aku tak pernah melihat sosok lain. Untuk sementara aku mempercayai yang itu"
"Itu salah dan itu tidak baik. Itu hanya  hasil imajinasi para perupa. Ketika Yakub bermimpi melihat tangga ke langit dan malaikat lalu lalang turun-naik tangga, beberapa pelukis mengimajinasikannya seperti itu, dan seterus-seterusnya, perupa lain pun ikut-ikutan latah"
"Aku tak percaya kata-katamu sebelum aku melihat wujudnya yang asli"
"Oh, begitu. Aku tidak bisa memaksamu. Tuhan pun tidak. Sebagai manusia kamu punya hak dan kehendak bebas. Itulah salah satu kelebihanmu dari malaikat-malaikat itu. Menurut kamu malaikat itu ada berapa?"
"Ada banyak"
"Banyaknya berapa?"
"Berlaksa-laksa"
"Maksudmu tak terhitung begitu?"
"Begitulah"
"Kalau aku berkata bahwa aku adalah salah satu diantara yang berlaksa-laksa itu, kamu percaya?"