Tetapi, pemasukan dari perumahan bisa ditambah dengan makin banyaknya hunian di Jakarta. Lalu, bagaimana dengan penghidupan mereka yang datang ke Jakarta? Pasti ada, sebab kota tanpa sumber daya pun masih bisa hidup, seperti Singapura. Pemerintahnya saja yang harus kreatif mendorong masyarakatnya kreatif.Â
Jika pengusaha menangisi kenaikan upah buruh ini, pemerintah ibukota bolehlah merayakannya. Jika dan hanya jika pemerintah ibukota ini ingin merelokasi pabrik-pabrik dari ibukota dengan biaya yang tidak terlalu mahal.
Jangan-jangan, kenaikan upah buruh ini dalam rangka menciptakan ibukota yang nyaman dan lebih layak untuk ditinggali. Bukankah biaya ini lebih murah daripada membuat satu ibukota di Kalimantan?Â
Upah buruh ternyata bisa digunakan sebagai instrumen dalam politik lingkungan hidup terkait kebijakan publik. Menaikkan upah buruh setinggi mungkin, untuk menurunkan polusi udara dan jalan-jalan yang tidak terlalu macet. Lihatlah kota Detroit. Bisa dipastikan udaranya lebih segar. Jalannya lebih lengang. Tetapi, jangalah selengang kota Detroit. Itu tandanya tidak ada kehidupan disana. Dicari saja titik seimbangnya.