Mohon tunggu...
Rinsan Tobing
Rinsan Tobing Mohon Tunggu... Konsultan - Seorang pekerja yang biasa saja dan menyadari bahwa menulis harus menjadi kebiasaan.

Seorang pekerja yang biasa saja dan menyadari bahwa menulis harus menjadi kebiasaan.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Upah Buruh Tinggi, Langit Jadi Bersih

2 November 2017   15:12 Diperbarui: 3 November 2017   13:02 2428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Upah buruh menjadi isu sentral demonstrasi para buruh di Jakarta. Tetapi, pesan titipan dapat juga diselipkan dalam demonstrasi buruh. Politik upah buruh bahkan dapat digunakan untuk politik lingkungan dalam konteks kebijakan publik. Sumber: megapolitan.kompas.com

Pemerintah Beijing sendiri sudah melakukan relokasi pabrik keluar dari ibu kota negara tirai bambu itu. Polusi yang diakibatkannya sudah berada pada tingkat yang berbahaya. Jika di Cina sana prosesnya bisa dilakukan dengan mudah, karena pemerintah memiliki kekuatan dahsyat atas rakyatnya, sebaliknya di Indonesia. 

Pemerintah tidak memiliki kekuatan untuk memindahkan pabrik-pabrik itu. Bisa jadi pabrik-pabrik itu milik orang kuat. Bisa jadi pabrik-pabrik itu bagian dari konglomerasi. Maka, salah satu yang dapat digunakan adalah politik upah buruh. 

Upah buruh yang tinggi tentunya menguras pendapatan perusahaan. Banyak bukti untuk ini. Banyak perusahaan besar di Amerika Serikat merelokasi pabriknya ke Vietnam dan Cina karena memiliki politik buruh dengan upah murah. 

Dengan upah yang tinggi, bisnis tidak lagi kondusif. Harga produk menjadi tidak kompetitif. Kondisi ini menurunkan penjualan. Konsumen memiliki keterbatasan untuk kenaikan harga. Dalam jangka panjang, ini akan merontokkan perusahaan. Laba akan menyusut dan perusahaan tutup. 

Kisah kota Detroit di Amerika Serikat merupakan gambaran dari konteks ini. Dulu sekali, Detroit terkenal sebagai kota otomotif. Seiring perjalanan waktu, kenaikan upah buruh menjadi malapetaka bagi kota. Pengusaha-pengusaha mobil di kota ini merelokasi pabrik ke Meksiko. Buruh, upahnya masih jauh lebih murah. Jarak, masih relatif dekat dengan pasar. Detroit mati dan merana. Pemerintah tidak bisa menekan upah buruh. Akhirnya kotanya bangkrut. 

Dari sisi ini tampaknya kenaikan upah buruh itu menjadi semacam predator bagi kota dan perusahaan. Tetapi, dalam konteks Jakarta, kenaikan upah buruh ini bisa jadi mendapat kebaikan, setidaknya dalam konteks perbaikan lingkungan. 

Dengan upah buruh yang tinggi, pengusaha-pengusaha akan merelokasi pabriknya ke luar Jakarta. Kompas hari ini (2/10) memberitakan beberapa perusahaan sudah merelokasi pabriknya ke Jawa Tengah yang UMP-nya masih disekitar Rp. 2 juta per bulan. Bandingkan dengan Jakarta yang sudah akan mencapai Rp. 3,7 juta. 

Bahkan beberapa perusahaan di Jawa Timur merelokasi pabriknya ke Jawa Tengah. Mengapa tidak ke Jawa Barat. Upah buruhnya belum kompetitif. Kenapa tidak ke luar Jawa? Infrastruktur, sumber daya manusia dan juga pasarnya lebih jauh. Jika dikombinasikan maka produknya tidak akan kompetitif. 

Pilihan ini menjadi menarik untuk dilihat. Dalam konteks yang sempit, kenaikan upah buruh ini harus didukung oleh pecinta lingkungan. Kenaikan buruh akan mendorong pengusaha untuk menggeser pabriknya ke luar Jakarta. 

Ini secara langsung berkontribusi pada pengurangan polusi udara. Dari sisi ibukota juga akan menjadi menguntungkan. Lahan-lahan pabrik dapat dikonversi menjadi hunian ataupun ruang terbuka hijau.

Asap-asap dari pabrik tidak akan mencemari udara lagi. Lalu, jika pabrik keluar bagaimana dengan pendapatan Jakarta? Tidak masalah juga, pendapatan berkurang, kerja juga berkurang. Idealnya kan begitu. Biaya untuk memelihara kawasan pabrik dan seluruh infrastruktunya juga akan berkurang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun