Jikapun masih harus dikembangkan, tentunya diarahkan kepada generasi digital native. Generasi ini hidup dengan data digital yang sangat masif. Mereka cenderung menyukai audio dan visual yang colorful. Untuk ini, memang tampilan Kompas.id masih harus dikembangkan.
Sementara, menciptakan Kompas.id dengan predikat premium, sebaiknya dihindari. Sebabnya, menjadi premium sering diartikan menjadi ekslusif dan mahal. Sementara fitur-fitur yang hendak ‘dijual’ tidak ada.
Beda dengan produk barang misalnya. Lihat saja mobil, dengan menambah sun roof, mobil bisa dikategorikan sebagai premium. Tidak demikain halnya dengan media berita online. Disarankan, tetap seperti ini tetapi tentunya dengan harga yang lebih murah untuk jangkauan yang lebis luas. Ditambahkan juga, supaya datanya dibuat lebih ringan. Karena mengakses Kompas.id ini sangat tergantung pada koneksi internet. Terutama di wilayah-wilayah lain di Indonesia selain Jawa.
Harapan-harapannya
Peserta sepakat, bahwa saat ini banyak sekali berita-berita yang sangat sukar dipertanggung-jawabkan. Berita yang sumbernya tidak jelas dan cenderung tendensius sangat membahayakan kohesi di dalam masyarakat Indonesia.
Untuk ini, Kompas.id memiliki tanggung-jawab sosial. Dengan demikian, Kompas.id harus menjadi rujukan berita yang aktual, presisi, akurat dan dapat dipertanggung-jawabkan. Karakteristik itu menjadi penting untuk ditonjolkan. Dengan adanya basis online ini, jangkauannya pastinya akan jauh lebih luas. Meskipun tetap harus dicatat kendala dalam proses akses dan kemampuan masyarakat mengaksesnya. Harga langganan yang ‘affordable’menjadi hal yang diajukan selain faktor-faktor tadi.
Di atas semuanya, Kompas.id harus menjadi brand yang kuat, bukan sekedar nama domain. Sehingga ketika ditanyakan sumber berita maka yang muncul adalah kompas.id. Kompas harus meniru sebuah restoran cepat saji yang dianggap berhasil menginternalisasi merek mereka ke pelanggan. Sehingga, setiap ditanya mau makan fast food apa, yang muncul merek itu. Seperti juga merek air mineral yang sangat kuat. Air mineral lain pun tetap namanya merek tersebut. Harapannya Kompas.id dapat menjadi brand yang selalu di urutan nomor satu di search engine di kepala para pencari berita.
Akhirnya, ketika jam telah menunjukkan 21.15 menit diskusi usai. Mbakk Nicky minta maaf karena telah menyita waktu peserta sekaligus berterimakasih karena sudah datang ditengah kesibukan dan juga akses ke daerah Palmerah yang sering macet.
Peserta juga mengucapkan terimakasih. Diberi kesempatan untuk menjadi peserta FGD Kompas adalah sebuah pengakuan. Masing-masing peserta sepakat, bahwa ada kebanggaan diajak diskusi oleh Kompas.
Setelah masing-masing peserta difoto, diskusi resmi ditutup. Sedikit pengalaman bertambah. Sedikit kenalan bertumbuh.
“Mbak Nicky, kalau ada diskusi lainnya aku diundang yah. Aku pasti datang” ujarku, sambil berlalu menyusul peserta lain yang sudah keluar ruangan. Setelah mendapatkan jawaban ‘ya’ dari Mbak Nicky, barulah aku benar-benar berlalu. Tetapi, ada sebuah suara di hatiku berkata, “Ini semua pasti gegara Kompasiana”.