Mohon tunggu...
Rinsan Tobing
Rinsan Tobing Mohon Tunggu... Konsultan - Seorang pekerja yang biasa saja dan menyadari bahwa menulis harus menjadi kebiasaan.

Seorang pekerja yang biasa saja dan menyadari bahwa menulis harus menjadi kebiasaan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Melongok Transportasi "Online" di Seoul dan Peluangnya di Indonesia

24 Maret 2017   13:11 Diperbarui: 24 Maret 2017   23:00 770
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak mungkin menghindar dari pola seperti ini, karena ini tuntutan jaman. Pergerakan masyarakat Jakarta dan Greater Jakarta harus dilihat dalam konsep urban mobility tadi. Seoul sudah menerapkannya dan terbukti dapat memberikan layanan yang layak untuk masyarakatnya.

Jika menolak sama sekali, sama saja dengan mundur. Karena urban mobility harus didukung oleh mode-mode transportasi yang nyaman, ramah, efisien, terprediksi dan murah. Hal yang sedemikian dapat disajikan moda transportasi online.

Bahkan perusahan taksi besar yang dulu menentang melalui demontrasi besar-besaran pun sudah menerima mode online ini. Langkah yang dilakukan yakni menciptakan aplikasi yang relatif sama dengan yang digunakan oleh penyedia transportasi online pionir. Transportasi berbasis online harus diterima sebagai bagian dari pembangunan dan peradaban modern.

Masalah yang terjadi saat ini secara sederhana dapat dilihat sebagai culture shock saja. Gejala yang sama terjadi juga pada waktu lampau. Revolusi industri di Inggris dan Prancis juga mengakibatkan geger budaya yang berujung pada terjadinya revolusi itu sendiri. Otomatisasi pabrik-pabrik juga dulu mendapatkan perlawanan karena mengurangi jumlah tenaga kerja yang diserap industri. Pada akhirnya, semuanya itu diterima karena memang suatu keniscayaan.

Internet dengan segala sisi baik dan sisi buruknya juga pada akhirnya akan diterima untuk menjadi bagian dari kehidupan. Ketika Internet of Things sudah dilemparkan ke pasar, transportasi model konvensional hanya akan menjadi model tua yang tidak laku lagi. Ini hanya soal menunggu waktu. Sementara, nikmati saja keriuhan yang ada, sambil mempersiapkan aturan dan konsep tranportasi online dalam konteks urban mobility dengan pendekatan ToD.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun