Banyak orang menggambarkan chemistry sebagai perasaan nyambung dengan seseorang, tidak harus kekasih. Meskipun baru berjumpa, anda merasa sudah lama mengenalnya.
Ada lagi yang mengatakan chemistry adalah istilah yang dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana pribadi-pribadi bisa saling komunikasi yang membuat hubungan dua orang bisa menjadi nyaman.
Sebuah referensi lain mengatakan chemistryadalah“In the context of relationships, chemistry is a simple "emotion” that two people get when they share a special connection. It is the impulse making one think "I need to see this person again" - that feeling of "we click". “
Pada intinya chemistryitu menyangkut hubungan antara dua individu yang saling cocok dimana komunikasi berjalin dengan baik dan pertemuan keduanya menciptakan rasa nyaman bagi keduanya. Ada perasaan cocok sehingga terjalin hubungan yang baik. Ada perasaan ‘klik’.
Dalam konteks pemimpin, dimana terdapat paket pimpinan dan wakil pimpinan, maka chemistryini penting. Meskipun secara hirarki, dalam konteks pemerintahan provinsi DKI, gubernur lebih tinggi dari wakil gubernur, tetapi keduanya harus dapat berkomunikasi dengan baik. Bisa berbagi pendapat. Saling canda. Saling percaya. Sehingga pada gilirannya, kerja dan kinerja keduanya mumpuni. Pelayanan publik di Jakarta dapat dilaksanakan dengan baik. Lalu, rakyatnya merasa bangga dengan paket pimpinan mereka.
Amatan di Debat-Debat
Pengamatan dilakukan setidaknya pada kampanye melalui debat-debat, baik oleh media televisi dan juga tentunya oleh KPU DKI. Ahok-Djarot dan Anies-Sandi merupakan pasangan yang sering tampil di debat-debat tidak resmi itu. Sementara Agus-Silvy, karena merasa film India lebih penting, hanya hadir di debat yang diselenggarakan KPU DKI. Debat itu menjadi debat perdana bagi pasangan nomor 1.
Mengamati aksi-reaksi masing-masing pasangan tentunya menarik. Mengamati setidaknya untuk melihat chemistry di antara pasangan. Bagaimana Agus dan Silvy berinteraksi, demikian juga Ahok-Djarot dan Anies-Sandi.
Mungkin, karena baru pertama sekali tampil di publik dengan sorotan kamera dan dengan mekanisme debat, terlihat pasangan Agus-Silvy mengalami sedikit goncangan. Wajah ganteng Agus dan cantik Silvy kelihatan tegang. Komunikasi antara keduanya sangat terbatas. Tidak kelihatan suasana menyenangkan di antara keduanya. Setidaknya bisa dilihat bagaimana lupanya Agus untuk memberikan peran bagi Silvy menjawab pertanyan dari moderator. Smapai kemudian Agus ingat dan akhirnya Silvy mendapatkan gilirannya.
Dengan suara mantap, keras dan tegas, selayaknya militer, tetapi dengan nada dasar yang relatif datar serta tunggal atau monotone, Agus sangat bersemangat untuk menyampaikan visi dan misi serta menjawab pertanyaan. Justru disitu kelihatan Agus seperti menghapalkan sesuatu. Tidak ada tekanan pada kata-kata tertentu. Tidak ada pembahasan dengan Silvy. Kelihatan keduanya mengalami ketegangan yang sama. Agus menghapal. Jadi ingat tokoh Catur di film Three Idiots. Lalu, Silvy ‘berpuisi’, ga jelas. Seperti diucapkan Anies padanya.
Di wilayah tengah, kelihatan pasangan Ahok-Djarot asyik berbincang dan berbagi pendapat serta mencoret-coret sesuatu di kertas. Bergantian menjawab pertanyaan yang diajukan moderator sejak awal. Ahok membantu Djarot jika ada yang miss. Berlaku sebaliknya juga. Candaan terlihat jelas di antara mereka. Tidak ada yang namanya ketegangan menggantung. Hubungan mereka cair, seperti layaknya pemimpin seharusnya. Air muka menunjukan kesiapan.