Mohon tunggu...
Rinsan Tobing
Rinsan Tobing Mohon Tunggu... Konsultan - Seorang pekerja yang biasa saja dan menyadari bahwa menulis harus menjadi kebiasaan.

Seorang pekerja yang biasa saja dan menyadari bahwa menulis harus menjadi kebiasaan.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Pilkada DKI: Menelisik Program Agus dan Anies

26 Januari 2017   14:40 Diperbarui: 4 April 2017   17:31 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: kompassurabaya.com

Dengan 44 OK OCE, maka diharapkan akan tumbuh 200.000 pengusaha-pengusaha di Jakarta. Sandiaga mengatakan bahwa dia punya pengalaman dengan program sejenis dan dianggapnya berhasil. Mungkin berhasil, karena memang dulu program itu sifatnya swasta, tidak menggunakan mesin birokrasi. Sedikit belajar dari start-up yang banyak tumbuh, hanya 3% yang berhasil seperti disampaikan oleh Hari Sungkari, Deputi Infrastruktur Badan Ekonomi Kreatif di sela-sela pelaksanaan acara Bekraf Developer Day di bulan Oktober tahun lalu.

Biasanya para start up ini adalah orang-orang yang sangat militan. Jadi, jika hanya berhasil di angka itu, akan sangat banyak sumber daya yang disia-siakan untuk membangun 200.000 pengusaha ini.

Program lain yang didorong oleh Anies-Sandi adalah Urban Renewal. Perdefinisi, Urban renewal adalah the redevelopment of areas within a large city, typically involving the clearance of slums.Menata kota dalam skala besar untuk menghilangkan daerah-daerah kumuh yang identik dengan kaum miskin dan tempat-tempat yang tidak komersil seperti di bawah jembatan dan pinggir kali, setidaknya di Indonesia.

Anies-Sandi juga mencoba merayu pemilihnya dengan mengatakan bahwa mereka tidak akan melakukan penggusuran dalam kerangka penataan kota. Malah dikatakan hanya diberikan warna saja. Mungkin Anies terinspirasi dari suatu kampung di Malang dan Yogyakarta.

Secara kasast mata, jika mau menatanya, maka mau tidak-mau daerah-daerah kumuh itu harus dibersihkan, dirapihkan dan dihilangkan seperti konsep di atas. Dengan demikian, penggusuran harus dilakukan. Sementara Anies sangat menentang penggusuran karena alasan mencabut masyarakatnya dari akar-akarnya.

Program Anies dan keinginannya tidak sejalan alias bertolak belakang. Penggusuran yang dilakukan tidak menimbulkan riak-riak, itu harapannya. Tetapi dengan kompleksitas Jakarta dan tarik menarik kepentingan yang sudah sangat rumit, sangat disangsikan jika riak-riak dan ombak di masyarakat tidak muncul dalam program calon ini.

Begitulah adanya, ketika visi dan misi digariskan, terasa mudah sekali. Menjabarkannya ke program-program masih juga tidak menantang. Mendetailkannya menjadi langkah-langkah operasional, kerumitan muncul dan ketidaktahuan menjadi tuan. Kembali ke pernyataan petahana di dalam debat pertama itu, “Namanya juga ingin jadi gubernur, ya segala upaya digunakan”. Termasuk upaya melupakan detil-detil yang menjadi perangkap kegagalam program. Hantunya ada di detailnya. Begitulah adanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun