Mohon tunggu...
Taufik Rohmatul Insan
Taufik Rohmatul Insan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembaca (walau jarang) Novel, Cerpen, Puisi dan Esai Politik, Hukum, sejarah dan Kebudayaan

Setiap Detik Adalah Kisah Kehidupan. Setiap Manusia Adalah Aktornya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menatap Masa Depan Indonesia: Koperasi, Digitalisasi, dan Generasi Muda

29 Juli 2022   21:57 Diperbarui: 1 Agustus 2022   19:02 745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi digitalisasi UMKM. (DOK. SHUTTERSTOCK via kompas.com)

Lapisan Tantangan Koperasi

Jika kita melihat kontribusi Koperasi terhadap perekonomian nasional di tahun 2021, rupanya tidak begitu besar dan hanya mampu menyumbang 5,1 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) negara. 

Padahal secara pengertian mendasar, Koperasi merupakan konsep ideal pembangunan bagi karakteristik perekonomian Indonesia melalui kelembagaan yang mengedepankan kemanusiaan, kekeluargaan, menghindarkan diri pada bentuk persaingan bebas, monopoli dan perbudakan atas kemanusiaan. Lantas apa yang menyebabkan kontribusi Koperasi terhadap PDB begitu rendah?

Dalam tulisan ini, tercatat lima faktor mendasar yang menyebabkan minimnya kontribusi Koperasi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. 

Pertama, partisipasi masyarakat terhadap Koperasi masih tergolong rendah, sehingga menyebabkan Koperasi tidak dijadikan pilihan utama oleh masyarakat sebagai lembaga ekonomi yang menjanjikan.

Kedua, partisipasi anggota Koperasi di Indonesia yang sama rendahnya. Sejauh ini, partisipasi anggota terhadap pertumbuhan ekonomi nasional berada di kisaran 8,41 persen. Jumlah tersebut tentu jauh di bawah data di dunia yang mencapai angka 16,31 persen. (Tempo, 11/7/22).

Ketiga, tantangan digitalisasi, Koperasi sebagai salah satu sarana masyarakat untuk berperan aktif dalam geliat ekonomi negara, tentu tidak akan lepas dari problem era baru yang menuntut untuk melakukan peralihan platform ke media digital yang memiliki jangkauan lebih luas. Hal itu perlu diakui, kini menjadi tantangan utama dalam eksistensi Koperasi Indonesia.

Peralihan kepada digital bukanlah perkara mudah bagi negara berkembang seperti Indonesia, Pemerintah dengan segera dituntut untuk melakukan rekapitulasi dan penyesuaian data Koperasi secara menyeluruh dari tingkat kabupaten/kota hingga tingkat pusat. 

Selain itu, bimbingan dan pembinaan juga perlu dilakukan, agar peralihan kepada media digital tidak terhenti pada aspek data, melainkan sampai pada tarap pemahaman dan pelaksanaan. Walaupun, dalam prosesnya membutuhkan waktu dan biaya yang luar bisa.

Keempat, terjadi penurunan keanggotaan Koperasi. Jika kita melihat catatan ke belakang, hingga saat ini Koperasi masih memiliki catatan penting perihal minat masyarakat untuk menjadi anggota yang sempat terjadi penurunan cukup drastis.

 Penurunan keanggotaan yang terjadi pada tahun 2017 hingga mencapai angka 18,2 juta anggota, dari tahun sebelumnya 2016 yang berada diangka 38,6 juta orang. Karena hal itu, lebih dari setengah keanggotaan Koperasi kehilangan peminat di tahun 2017.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun