Sejak, sajak-sajak gubahan Kahlil Gibran
menjadi lentera pada kehampaan harap
Kau gemar kencang-kendurkan pita suara
melangitkan kehampaan sunyimu
di tampar ajimat yang dilantunkan
Pada titik kejumudan
aku hanya bertanya,
Menjerumuskan jiwa pada sendu-seda
Menumpahkan janji-janji
yang hanya gerutu di kerongkongan
Melukai kulit peradaban
yang mulai tumbuh di dahimu
Sejak sajak-sajak itu mencintai kewarasanmu
Begitukah cinta yang tergambarkan?
Pemujaan hampa ini
Harus segera kita hentikan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!