Mohon tunggu...
Ririn Oktarini
Ririn Oktarini Mohon Tunggu... Konsultan - Social Worker - Consultan Empowerment

a part time traveler who enjoy movie and book; sometimes wasting time with IG @rinoktarini and tweety @rinoktarinii

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

[Diary Traveler] Jalan-jalan ke Malang-Bali

31 Oktober 2019   19:41 Diperbarui: 31 Oktober 2019   19:52 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seumur hidup, saya baru ngerasain gempa. 22 Maret 2017. Dan sialnya yang saya rasain di jam pagi dimana saya dan adek lagi tidur pulas, mulai ngerasain aneh sama kepala sendiri kok puyeng-puyeng, sampai akhirnya saya sadar lagi gempa dan adek saya yang bangun tiba-tiba langsung panik.

You know what? Secara kamar kita di lantai tiga---paling atas, kaki belum menginjak tanah rasanya enggak bakalan aman. Kita lari tunggang langgang turun tangga buru-buru sampai akhirnya tiba di lobi hotel.

Menurut BMKG gempanya berkekuatan rendah berpusat di selatan Bali. Durasinya pun kurang dari satu menit. Pernah nonton Tremor? Yap, rasa-rasanya ada cacing raksasa di dalam tanah lagi jalan-jalan keliling kota.

Gara-gara Gempa, pagi-pagi Bapak sama Mamak udah nelpon dan nanyain kabar kita, celakanya diminta pulang segera takutnya ada gempa susulan, dan tsunami. Hahaha..

Kita udah booking tiket pulang beberapa hari lagi, masa mau dicepetin sih, Bapak? Puas deh kita nenangin orangtua di Bangka kalau kita baik-baik saja dan berjanji ke tempat wisata yang dataran tinggi sekalipun kemungkinan besar bohong sih.

Mungkin warga Bali udah biasa, karena bli pengelola hotelnya aja nyuruh kita santai dan baik-baik aja, tapi ya mau gimana lagi namanya juga fenomena alam, kita tetap lanjut petualangannya.

Kita sempat menuju Uluwatu Temple, saat itu kita perginya pagi menjelang siang jadi enggak ada atraksi seni yang ternyata diadakan di sore hari. Jadi di sana kita hanya jalan-jalan, sambil lihat tebing tinggi menjulang, sama memang monyet-monyet disini bandel-bandel curious ya.

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Setelah Uluwatu Temple, kita coba cari-cari pantai yang ada di kawasan Uluwatu, ketemu lah Pantai Suluban. Biaya masuk sekitar Rp. 5.000,- dan sebelum menuju pantai kita mesti berjalan kurang dari 1 Km. Akses jalannya turunan tangga jadi memang bisa dibayangkan betapa capeknya kalau akses keluar pantai juga melalui ini. 

Memasuki kawasan rumah-rumah penduduk yang mayoritas berbentuk panggung, kita mulai diarahkan untuk turun lagi. Jangan takut tersasar, ya. Ada petunjuk arahnya yang memudahkan wisatawan untuk jalan. Dan memang tetap ketemu tangga-tangga yang terbuat dari semen.

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Woala, Pantai Suluban ini unik banget. Pada dasarnya ada gua gede yang dimasuki oleh air apabila pasang berlangsung, dan tahu tidak? Di atas gua itu ada beberapa cafe juga loh yang punya views ciamik. Asli tjakep banget. Kita juga coba melepas dahaga di area cafe yang langsung menghadap ke lautan. Banyak surfer juga lagi uji nyali.

Dan seperti yang saya bilang tadi, keluar dari area pantai mulai capek karena mesti naik tangga. Hahaha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun