Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Serunya Punya Hobi Bisa Diselaraskan dengan Bisnis, yang Penting Tak Hilang Esensi

18 Juli 2024   14:53 Diperbarui: 25 Juli 2024   11:25 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana seseorang bisa tahu hobinya, bisa jadi dimulai dari minat yang alami atau pengalaman terhadap sesuatu. Misalnya saya suka memotret sejak sering diajak hunting foto oleh suami. Sehingga setiap perjalanan biasa atau liburan biar mengesankan, harus disertai dokumentasi walaupun masih amatiran.

Begitu juga untuk memasak, karena kata keluarga dan teman-teman masakan saya lumayan, lalu saya mengembangkan keterampilan memasak dan mengeksplorasi diri.

Buktinya seribet apapun prosesi memasak tetap tak membuat saya merasa jenuh dan malas, malah merasa hidup dan bersemangat. Musuh besarnya hanya kala sibuk luar biasa.

Tapi saya juga punya teman yang untuk menemukan hobinya saja bisa seperti tantangan. Bisa jadi belum menemukan apa yang sesuai dengan minat mereka, atau karena waktunya habis untuk yang lain terutama pekerjaan. Meskipun jika dipikir saat hati tenang dan rileks, sebenarnya setiap orang punya potensi untuk menemukan hobi yang unik dan menyenangkan.

Sehingga jika ada yang bertanya apakah semua orang memiliki hobi, bisa menjadi bahan diskusi seru dan panjang.

Beberapa orang mungkin mengklaim bahwa mereka tidak punya hobi yang jelas karena mereka terlalu sibuk dengan pekerjaan atau merasa tidak memiliki minat yang konsisten dalam suatu aktivitas tertentu. 

Namun, pada kenyataannya, hampir setiap orang memiliki minat atau kegemaran tertentu, meskipun mungkin perlu waktu untuk mengeksplorasi dan mengembangkannya.

Ilustrasi hobi dan bisnis/ sumber gambar kompas.com
Ilustrasi hobi dan bisnis/ sumber gambar kompas.com

Hobi dan Bisnis Apa Cocok?

Memang salah satu tantangan utama kita bisa menjalani hobi dengan nyaman dengan cara bagaimana menjaga keseimbangan antara kegiatan yang memberikan kesenangan dan urusan lainnya dalam hidup kita. Tetap saja harus ada porsi me time untuk kesenganan seperti hobi kita.

Bahkan ada orang yang punya hobi karena terbiasa mengikuti hobi orang lain. Meskipun begitu, tetap saja ada cara untuk mencari keseimbangan yang sehat antara menjalankan hobi dan memenuhi komitmen lainnya dalam hidup. 

Selain dengan mengobrol-komunikasi bisa juga membuat jadwal supaya bisa jalan bersama. Apalagi jika hobinya butuh budget besar.

Bagaimanapun ada sebagian hobi bisa menguras isi dompet kita, seperti membeli peralatan khusus, membayar keanggotaan klub atau komunitas tertentu. Sehingga demi kesenangan itu kita juga harus bijak dan punya strategi untuk mengelola keuangan agar hobi tetap bisa dinikmati tanpa mengorbankan kebutuhan hidup lainnya.

Bagaimana jika ingin mencampur aduk hobi dan bisnis, apakah malah merusak kesenangan karena motifnya yang berubah. Atau sebaliknya justru karena didasari hobi, jadi tambah enjoy bisnisnya. Bisa jadi malah menjadi peluang untuk mengembangkan potensi kreatif.

Apalagi dalam situasi ekonomi sulit seperti sekarang ini, memikirkan hobi bukan sekedar untuk kesenangan saja tapi juga untuk kemungkinan peluang bisnis juga tidak ada salahnya. 

Banyak orang menemukan bahwa menjalankan bisnis berdasarkan hobi mereka tidak hanya memenuhi kebutuhan finansial, tetapi juga memberikan kepuasan batin dan kegembiraan yang mendalam.

Jika keinginan itu memang menggebu, saya termasuk yang sedang memikirkannya dengan serius, bagaimana menemukan passion, hobi sebagai inspirasi bisnis, toh kesukaan saya memasak punya peluang jadi ide bisnis, jadi why not?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun