Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Serunya Punya Hobi Bisa Diselaraskan dengan Bisnis, yang Penting Tak Hilang Esensi

18 Juli 2024   14:53 Diperbarui: 25 Juli 2024   11:25 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi hobi untuk bisnis (Sumber gambar: Freepik/jcomp)

Sebenarnya tak punya hobi bukan berarti tak punya kesenangan, minat atau passion, bisa jadi karena sibuk sehingga belum menyadari bahwa ada sesuatu yang selama ini telah menjadi kesenangannya. 

Jika bicara hobi sebenarnya tak jauh dari keinginan kita mengoptimalkan kesenangan dan kebahagiaan, bisa jadi bagi sebagian orang akan sulit jika harus mengaitkan hobi dengan soal untung-rugi.

Apalagi selain bisa menghadirkan kesenangan, juga bisa menjadi pendorong identitas dan kesejahteraan seseorang.

Hobi bisa muncul secara alami atau malah karena "kecebur", mengikuti kebiasaan orang, atau bahkan sampai ada yang harus bereksperimen dan merefleksi diri untuk menemukan apa hobinya. 

Intinya bagi sebagian orang, hobi bisa menjadi cara "healing", membuang stres dan bisa menemukan me time-nya, menemukan waktu untuk diri sendiri di tengah kesibukan sehari-hari.

Meski begitu ternyata tak semua orang punya hobi. Bahkan ada yang jika ditanya apa hobinya mereka merasa kesulitan untuk menemukan apa yang benar-benar mereka nikmati.

Padahal orang lain ada yang punya hobi lebih dari satu. Seperti anak-anak ketika ditanya cita-citanya, jawabanya, mau jadi guru sekalian presenter dan youtuber. Jadi bukan hanya satu macam saja!.

Bisa jadi karena sebab tekanan dari pekerjaan, hubungan interpersonal, atau masalah keuangan bisa jadi membuat orang sama sekali tak punya waktu mengurusi hal lain selain masalah ekonominya. Meskipun tidak selalu begitu alasannya jika ada orang tak punya hobi.

Padahal "kesenangan" yang muncul secara alamiah dalam diri kita bisa membangun rasa bahagia. Jadi penting juga untuk memahami mengapa memiliki hobi bagi seseorang itu penting untuk dipertimbangkan. 

Esensinya, hobi adalah lebih dari sekadar kesenangan, tetapi juga tentang menemukan keseimbangan dalam hidup.

Ada yang berharap menjadikannya kesenangan saat pensiun agar tambah seru, ada yang ingin menjadikannya bisnis, bahkan ada yang sekedar mengisi waktu agar tak bosan. 

Masak bareng idola yang hobi masak dan punya acara tivi plus bisnis/ sumber gambar kompas.id
Masak bareng idola yang hobi masak dan punya acara tivi plus bisnis/ sumber gambar kompas.id

Apakah Menemukan Hobi Itu Sulit?

Bagaimana seseorang bisa tahu hobinya, bisa jadi dimulai dari minat yang alami atau pengalaman terhadap sesuatu. Misalnya saya suka memotret sejak sering diajak hunting foto oleh suami. Sehingga setiap perjalanan biasa atau liburan biar mengesankan, harus disertai dokumentasi walaupun masih amatiran.

Begitu juga untuk memasak, karena kata keluarga dan teman-teman masakan saya lumayan, lalu saya mengembangkan keterampilan memasak dan mengeksplorasi diri.

Buktinya seribet apapun prosesi memasak tetap tak membuat saya merasa jenuh dan malas, malah merasa hidup dan bersemangat. Musuh besarnya hanya kala sibuk luar biasa.

Tapi saya juga punya teman yang untuk menemukan hobinya saja bisa seperti tantangan. Bisa jadi belum menemukan apa yang sesuai dengan minat mereka, atau karena waktunya habis untuk yang lain terutama pekerjaan. Meskipun jika dipikir saat hati tenang dan rileks, sebenarnya setiap orang punya potensi untuk menemukan hobi yang unik dan menyenangkan.

Sehingga jika ada yang bertanya apakah semua orang memiliki hobi, bisa menjadi bahan diskusi seru dan panjang.

Beberapa orang mungkin mengklaim bahwa mereka tidak punya hobi yang jelas karena mereka terlalu sibuk dengan pekerjaan atau merasa tidak memiliki minat yang konsisten dalam suatu aktivitas tertentu. 

Namun, pada kenyataannya, hampir setiap orang memiliki minat atau kegemaran tertentu, meskipun mungkin perlu waktu untuk mengeksplorasi dan mengembangkannya.

Ilustrasi hobi dan bisnis/ sumber gambar kompas.com
Ilustrasi hobi dan bisnis/ sumber gambar kompas.com

Hobi dan Bisnis Apa Cocok?

Memang salah satu tantangan utama kita bisa menjalani hobi dengan nyaman dengan cara bagaimana menjaga keseimbangan antara kegiatan yang memberikan kesenangan dan urusan lainnya dalam hidup kita. Tetap saja harus ada porsi me time untuk kesenganan seperti hobi kita.

Bahkan ada orang yang punya hobi karena terbiasa mengikuti hobi orang lain. Meskipun begitu, tetap saja ada cara untuk mencari keseimbangan yang sehat antara menjalankan hobi dan memenuhi komitmen lainnya dalam hidup. 

Selain dengan mengobrol-komunikasi bisa juga membuat jadwal supaya bisa jalan bersama. Apalagi jika hobinya butuh budget besar.

Bagaimanapun ada sebagian hobi bisa menguras isi dompet kita, seperti membeli peralatan khusus, membayar keanggotaan klub atau komunitas tertentu. Sehingga demi kesenangan itu kita juga harus bijak dan punya strategi untuk mengelola keuangan agar hobi tetap bisa dinikmati tanpa mengorbankan kebutuhan hidup lainnya.

Bagaimana jika ingin mencampur aduk hobi dan bisnis, apakah malah merusak kesenangan karena motifnya yang berubah. Atau sebaliknya justru karena didasari hobi, jadi tambah enjoy bisnisnya. Bisa jadi malah menjadi peluang untuk mengembangkan potensi kreatif.

Apalagi dalam situasi ekonomi sulit seperti sekarang ini, memikirkan hobi bukan sekedar untuk kesenangan saja tapi juga untuk kemungkinan peluang bisnis juga tidak ada salahnya. 

Banyak orang menemukan bahwa menjalankan bisnis berdasarkan hobi mereka tidak hanya memenuhi kebutuhan finansial, tetapi juga memberikan kepuasan batin dan kegembiraan yang mendalam.

Jika keinginan itu memang menggebu, saya termasuk yang sedang memikirkannya dengan serius, bagaimana menemukan passion, hobi sebagai inspirasi bisnis, toh kesukaan saya memasak punya peluang jadi ide bisnis, jadi why not?

Ilustrasi hobi dan bisnis/ sumber gambar buku kompas.com
Ilustrasi hobi dan bisnis/ sumber gambar buku kompas.com

Mungkin yang harus saya pertimbangkan dalam menjalankan bisnis nantinya adalah memilih, kira-kira apa yang nanti benar-benar bisa kita nikmati dengan keunggulan keterampilan alami yang kita miliki.

Misalnya, seseorang yang gemar memburu buku dan memiliki ketertarikan dalam desain grafis mungkin bisa menggabungkan keduanya dengan menciptakan desain bergambar buku untuk dijual kepada penjual buku atau peminat pernak-pernik yang ingin menghias rumah mereka dengan sentuhan personal. 

Atau jika yang suka masak tentu akan lebih mudah dan akan lebih banyak pilihannya.

Tidak jarang, hobi yang diubah menjadi bisnis malah bisa menjadi sumber pendapatan utama. Apalagi passion yang ditanamkan dalam setiap produk atau layanan yang ditawarkan, bisa membuat bisnis lebih menarik dan bermakna bagi pelanggan. 

Bahasa mudahnya, karena ada unsur "kesungguhan" dan "cinta" maka semua menjadi lebih indah. Memang tidak mudah, butuh chemistry agar keduanya menyatu dengan harmoni.

Meski berawal dari hobi, tak ada salahnya melakukan riset kecil-kecilan. Misalnya dengan memasak dan membagi ke tetangga dan saudara, terus diingat apa mereka para "meng-order" ulang, bisa jadi itu artinya masakan kita okeh!. Atau mau serius juga bisa.

Melalui riset pasar dan mengidentifikasi potensi pelanggan atau pasar target, kita bisa memahami kebutuhan dan preferensi pasar, kita bisa memfokuskan potensi untuk mengembangkan produk atau layanan yang sesuai dengan permintaan. 

Sejauh segala sesuatunya masih dalam budget yang ada. Apalagi bisnis mengharuskan kita memikirkan modal awal, biaya operasional, dan strategi pemasaran yang efektif.

Bagaimana dengan urusan "kesenangan"? bukankah hobi dasarnya sangat sederhana, bukan bisnis. Bagaimana menjaga keseimbangan antara kepuasan pribadi dan bisnis. Jangan-jangan malah jadi tekanan. Menuruti kemauan pasar bisa saja mengurangi kesenangan yang kita cari dalam hobi kita. 

Mau tak mau harus ada perencanaan yang baik dan kesadaran, mana prioritas pribadi, dan bisnis agar bisa mengatasi tantangan ini dan bisa terus menikmati keseruan berbisnis berdasarkan hobi.

Mau tak mau penting juga ya, tetap mempertahankan integritas dan nilai-nilai saat kita berbisnis hobi. Misalnya memilih mitra kerja juga yang sesuai passion-nya, termasuk cara menjaga kualitas produk atau layanan, serta memastikan transparansi dalam semua interaksi dengan pelanggan. 

Agar bisnis hobi tidak hanya menghasilkan uang, tetapi juga memberikan rasa bangga dan kepuasan atas apa yang telah kita capai. Bukankah ini salah satu inti yang tak boleh hilang.

Nah, mungkin bagian dari kesenangan batin yang tak boleh dilewatkan adalah ketika kita menyisihkan keuntungan untuk berbagi. 

Tidak ada yang lebih memuaskan daripada berbagi kesenangan dari hobi dengan komunitas atau pelanggan dan siapapun yang kita anggap layak dan membutuhkan.

Jadi bukan hanya berhasil memperluas jaringan dan mendukung bisnis, tetapi juga menciptakan ikatan emosional yang kuat dengan orang-orang yang memiliki minat serupa.

Dengan cara ini, bisnis hobi bukan hanya tentang bagaimana menghasilkan uang, tetapi juga tentang membangun hubungan dan membagikan kebahagiaan yang ditemukan dalam kegiatan yang kita sukai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun