Dan diskusi dengan tema penipuan atau kejahatan online atau digital ternyata memancing riuhnya pembahasan yang seru. Terutama karena sebagian siswa memahami persoalan dan belajar dari kasus yang pernah ditemuinya. Diskusi ini menjadi hangat dan menjadikan pembelajaran ini semakin menarik.
Dan ternyata tak sedikit siswa yang selama ini telah memanfaatkan dunia online untuk bisnis dan media pemasaran produk mereka sekalipun hanya sebagai reseller. Jadi pemahaman tentang pembelajaran ini menjadi semakin penting.
Data Pribadi Kita adalah Aset Penting
Menjadi bentuk kewasapadaan kita agar tak menjadi korban penipuan bermodus digital, penting bagi kita untuk memahami jenis-jenis data pribadi dan mana yang boleh dibagikan dan mana yang tidak.
Ternyata para siswa juga sangat memahami pentingnya menjaga data pribadi. Bahkan menurut mereka kita harus berhati-hati terhadap survei yang tidak jelas tujuan dan maksudnya.Â
Karena survei atau kuis, sering mengharuskan kita memberikan data pribadi. Jika data pribadi yang diminta berupa informasi yang umum, seperti data identitas dasar; nama lengkap, tanggal lahir, jenis kelamin, alamat email, dan nomor telepon, mungkin kita memberikannya tanpa merasa terlalu kuatir berlebihan.
Begitu juga data demografi seperti usia, pendidikan, pekerjaan, dan hobikarena data seperti ini sering digunakan untuk analisis pasar dan penargetan iklan, termasuk untuk kebutuhan saat kita mengikuti survei atau kuis.
Apalagi data aktivitas online seperti riwayat penelusuran web, produk yang dilihat, dan pembelian online karena data ini membantu perusahaan memberikan rekomendasi produk dan layanan yang sesuai. Terutama bagi siswa yang memiliki bisnis yang berbasis online.
Namun hampir sebagian besar siswa memahami tentang bahaya jika mereka menyebarkan data menyangkut keuangan. Data PIN, bahkan nomor rekening bank, nomor kartu kredit, menjadi data yang menurut mereka sangat tabu untuk dibagikan.
Bahkan menyimpan PIN atau nomor penting di dalam dompet juga sangat berbahaya, karena jika data ini sampai jatuh ke tangan orang jahat, berisiko tinggi disalahgunakan untuk penipuan keuangan.
Begitu juga data kesehatan seperti riwayat kesehatan, diagnosis, dan informasi asuransi. Data ini bersifat rahasia dan bisa dimanfaatkan dan disalahgunakan untuk tujuan diskriminatif. Seperti penawaran asuransi yang seolah memahami kondisi kita sehingga bisa membuat kita tertipu dengan mudah.
Apalagi data biometrik, baik sidik jari, retina mata, dan DNA karena data ini sangat unik dan bisa digunakan untuk pencurian identitas dan pelacakan.
Bahkan data kehidupan pribadi seperti orientasi seksual, agama, dan pandangan politik kita saja bisa menjadi data yang sangat penting dan harus kita jaga dengan sangat hati-hati, agar tidak memicu diskriminasi atau penggunaan yang bisa menyerang kita.