Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jalur Sepeda Bukti Pemerintah Serius Bangun Green City

3 Juni 2024   08:48 Diperbarui: 28 Juni 2024   16:38 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
jalur sepeda di ibukota sumber gambar merdeka .com

Dan bagi pelaku penyebab kecelakaan sepeda yang berulang akan mendapat pembinaan dan pembelajaran teknis tentang sepeda dan segala aturan serta konsekuensi yang bisa diperolehnya jika melakukan pelanggaran.

Empat langkah yang telah ditempuh oleh Pemerintah Jepang menunjukkan bahwa mereka tidak hanya berkeinginan menjadikan sepeda sebagai salah satu moda transportasi yang dipakai harian. Tetapi menjadi bagian dari budaya positif yang ramah lingkungan di lingkungan perkotaan.

Dalam jangka panjang, kebijakan ini akan menjadi bagian dari skema besar membangun kota hijau yang ramah lingkungan dan minim polusi.

Seperti juga kebijakan Pemerintah Singapura menyediakan taman di jalur para pejalan kaki dan pesepeda dengan tujuan memberikan nuansa teduh di kota yang kaku dengan gedung-gedung pencakar langit yang mengundang dampak negatif bagi pemanasan global dan kendaraan publik yang berlebihan seiring dengan pertambahan populasi penduduk yang dapat memicu polusi udara yang meningkat.

Jadi kebijakan menyediakan jalur sepeda sebenarnya bukan hanya persoalan apakah penting atau tidak, namun merupakan bagian dari kebijakan dan skema besar Pemerintah membangun kota hijau (green City) secara perlahan agar menajdi bagian dari kebiasaan dan pola pikir masyarakat perkotaan yang tinggal di dalamnya.

 Sejak Pemerintah di Aceh menetapkan zona atau area Car Free Day saja, ratusan orang berpartisipasi memanfaatkan setiap minggunya, dan kebiasaan bersepeda di kampus mulai perlahan terbentuk dan dilakukan tidak saja oleh para mahasiswa, tapi juga para dosennya.

Seorang teman dosen saya di Arsitektur USK, ternyata telah sejak lama melakukan kebiasaan bersepeda bahkan hingga ke kota yang berjarak 8 kilometer. Selain sebagai transportasi yang memudahkannya untuk hunting foto mencarai bahan arsitektur, ia juga mendokumentasikan banyak bangunan sebagai bagian dari bahan perkuliahannya di jurusan arsitektur yang diampunya di kampus.

referendi: 1,2,3,4

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun