Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kuliah Tidak Wajib dan UKT Meroket, Pendidikan Vokasi Solusi Demand Driven Hadapi Dunia Kerja

28 Mei 2024   22:03 Diperbarui: 1 Juni 2024   21:32 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kuliah di kampus sumber gambar edukasi SINDOnews.com

Apalagi dengan adanya tantangan UKT yang semakin mahal.  Namun optimisme kita masih tersisa dengan keberadaan kurikulum pendidikan vokasi untuk mengarahkan para lulusan sekolah vokasi agar punya keterampilan untuk siap masuk ke sektor formal dan non-formal. 

Memang tantangannya tetap ada, agar memiliki daya saing:

Pertama; demand driven, bagaimana para lulusan sekolah vokasi bisa menyesuaikan dengan kebutuhan industri. Semakin mereka memiliki spesifikasi keahlian tertentu berdasarkan peminatan,akan menambah kemampuan skill mereka saat mulai masuk ke bursa pasar kerja.

Kedua; Bagaimana kita meningkatkan pendidikan vokasi yang kontekstual. Bagaimanapun pendidikan vokasi harus disesuaikan dengan konteks potensi lokal. Jangan terlalu jauh melihat "kuman dilautan, tapi gajah dipelupuk mata tidak tampak, Dalam lkaitannya dengan potensi lokal yang bisa menjadi nilai tambah dan pendukung skill serta potensi.

Ketiga; Revitalisasi kapasitas para guru dan ketersediaan fasilitas sekolah untuk mendukung peningkatan skill para siswanya menjadi wirausahawan. Hal ini bisa menjawab kemungkinan lulusan pendidikan vokasi tidak bisa diserap oleh lapangan kerja sektor formal dan non-formal.

Apalagi jika disekolah sejak awal telah dibangun pusat inkubasi bisnis. Bekal itu akan menguatkan daya saing mereka nantinya. agar bisa diserap oleh lapangan pekerjaan. 

Dengan bonus demografi pada 2045, lulusan sekolah vokasi di Indonesia harus bisa semakin bersiap meningkatkan kemampuannya. Para lulusan sekolah vokasi memiliki peluang besar di industri, termasuk FnB, meski banyak jenis pekerjaan yang akan tergantikan oleh mesin di masa mendatang. 

Jadi dalam banyak keterbatasan UKT mahal, dan "tidak diwajibkan", pendidikan vokasi masih tetap relevan dan penting menjadi solusi membentuk SDM yang unggul dan berdaya saing.  Jadi tak perlu patah arang, kuliah tak menjadi satu-satunya pintu penghalang masuk ke dunia kerja dan bisa berdaya saing.

Semangat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun