Penting lebih paham apa itu HD agar tak salah mendiagnosa
Orang tua perlu lebih sabar dan tidak buru-buru mengambil tindakan. Siapa tahu hanya sebuah kebiasaan sementara yang bisa "sembuh"dengan sendirinya. Orang tua mungkin sekedar mengawasi dan memberi teguran.
Pendekatan persuasif, sebagai pendengar yang baik
Daripada melakukan tindakan yang menyudutkan, pendekatan persuasif yang simpatik dan berempati  dengan menjadi pendengar yang baik untuk anak-anak bisa membuat mereka lebih terbuka dengan alasan-alasan logisnya, dan tidak menjadi pemberontak.
Respon itulah yang bisa menjadi alat diagnosa para orang tua nantinya.
Merapikan "sampah" justru bisa memicu HD-nya
Ketika para orang tua membantu membersihkan dan membuang barang-barang yang dijadikan sampah oleh anak-anak, justru tidak memotivasi mereka untuk membuang atau menyortir barang-barang yang menumpuk.Â
Dengan kata lain solusi itu bisa semakin memanjakan. Akan lebih baik melibatkan dalam proses membersihkannya secara bersama-sama.
Meskipun kekuatiran kita tentang HD bisa saja berlebihan, namun kebiasaan buruk bisa menjadi-jadi jika kita abaikan. Alah bisa karena biasa, begitulah kata orang bijak. Maksudnya, karena awalnya cuma aktifitas yang dianggap biasa tanpa teguran dan aturan, bisa menjadi kebiasaan. Semakin cepat di-diagnosa jika ditemukan gejalanya yang buruk, akan memperjelas masalah dan solusi penanganannya---HD atau hanya perilaku buruk sementara saja!.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H