Menabung di toko bangunan
Jika tersedia uang yang berlebih, sedangkan rencana membangun belum terpenuhi semua biayanya, seperti biaya tukang , maka alternatif yang kami lakukan adalah menabung barang di toko besi langganan.Â
Keuntungannya selain uang tak lari kemana-mana, kita juga bisa mendapatkan harga tetap meski harga material sebagiannya naik. Karena sejak awal kesepakatananya kita tetap mendapat harga awal.Â
Jadi saat semuanya siap bekerja kembali membangun rumah, tinggal kita order saja berapa semen dan pasir atau besi yang diperlukan dan sisanya biarlah menjadi tabungan. Jika harga turun jadi keuntungan si penjual, tapi ya sudahlah.
Dengan cara tersebut tanpa terasa kita kita memiliki cadangan tabungan berupa material rumah dan kapanpun bisa digunakan, bahkan bisa diganti jika ternyata keperluan kita berubah barang bisa diganti seharga deposit tabungan kita.
Tak terasa waktu berjalan, dengan pendapatan yang disisihkan dan ditabung di toko material, serta selektif memilih kebutuhan interior pelengkap bangunan, pada akhirnya rumah tersebut perlahan "terbentuk". Rumah yang terus bertumbuh seiring waktu.
Prioritas ruang yang bisa multifungsi
Pilihan kita dalam membangun juga bisa didasarkan pada kebutuhan ruang yang paling penting, namun dalam tahapannya kita juga bisa mempertimbangkan ruangan yang bisa multi fungsi.
Misalnya ketika mengecor dak garasi, agar ruang atas bisa dijadikan bangunan, garasi bisa dimanfaatkan sebagai gudang atau kamar sementara. Jadi meskipun agak sedikit mahal ongkos cornya, namun ada dua ruang bangunan yang bisa digunakan.
Begitu juga dengan membuat gudang darurat yang diberi pengaman untuk menyimpan beberapa barang yang tak bisa masuk ke dalam rumah yang masih sempit.
Meskipun membutuhkan proses dan waktu, namun memiliki rumah sendiri dengan bantuan konsep "rumah tumbuh"mungkin bisa dijadikan alternatif. Terutama jika direncanakan dengan matang dan terukur.