Lebih dari setengah rasa susah yang dialami kebanyakan orang ternyata berasal dari "melihat kenikmatan orang lain". Ketika kita membandingkan apa yang kita peroleh daripada orang lain bisa menimbulkan rasa iri, rasa merasa kurang dan dalam bahasa sederhana yang kita pahami adalah kurangnya rasa bersyukur.
"Lihatlah orang yang di bawah kalian dan janganlah kalian melihat orang yang di atas kalian. Karena sesungguhnya itu lebih baik, agar kalian tidak memandang rendah atas nikmat Allah yang diberikan kepada kalian." (HR. Bukhari).
Siang kemarin datang seorang perempuan tua penjaja anyaman tikar pandan. Hari terik, tapi ia seperti tak merasa susah dengan barang bawaannya. Ibu tua itu mampir ke rumah, meski kami tak membeli dagangannya.
Tikar itu titipan orang lain, dari hasil penjualan ia akan mendapat sedikit persenan. Meski hanya sedikit tapi apa yang membuat saya takjub adalah rasa bersyukurnya yang luar biasa.Â
"Walaupun kecil itu rezeki, jadi disyukuri saja", katanya sambil meneguk air putih pemberian kami. Sebelum akhirnya ia pamit untuk kembali berkeliling menjajakan tikar pandan-nya.
Mengeluh dan Rasa Syukur Kita
Kita mengeluh karena seringkali apa yang kita harapkan tidak sesuai dengan keinginan kita. Padahal hal itu paling sering terjadi dalam keseharian kita. Dan cara yang bisa kita lakukan hanyalah perlu belajar bersyukur. Meskipun ternyata  hal itu bukan sesuatu yang mudah.
Jika kita mengeluh karena macet di jalanan, ketahuilah bahwa saat kita menikmati kendaraan, di luar sana ada jutaan orang tak seberuntung kita tak memiliki kendaraan. Jadi sebenarnya kita mestinya harus bersyukur.
Sikap Bersyukur adalah emosi yang tersehat
Bahwa ternyata di balik semua yang sering kita keluhkan sebenarnya banyak hal yang bisa kita syukuri, karena seperti kata seorang psikolog, "sikap bersyukur adalah emosi yang tersehat". Bahwa sikap bersyukur ternyata menghasilkan energi emosional lebih dari sikap yang lain dalam hidup ini.
Bahwa ketika kita bersyukur, kita akan merasa lebih tenang dan bahagia.
Kunci dari mensyukuri nikmat adalah menikmati syukur itu sendiri
Kata orang bijak, cobalah untuk melatih pikiran dan perasaan kita agar selalu bisa bersyukur. Meskipun ini bukan perkara mudah. Itulah sebabnya kita harus tetap dalam awareness dalam bersyukur.
Tidak perlu menunggu nikmat baru bersyukur, tapi bersyukurlah dulu agar Tuhan menambahkan nikmat itu semakin besar.
Kisah Gadis dan Remah Roti
Suatu hari di sebuah kelas di sebuah sekolah di lakukan razia untuk memastikan agar para siswa tidak membawa barang-barang yang dilarang pihak sekolah seperti gadget yang berisi konten yang dilarang.
Si petugas melakukan sweeping di seluruh kelas, sebelum di periksa seluruh siswa diminta keluar dan tas-tas tersebut ditinggalkan dalam kondisi terbuka. Ternyata tak satupun ada temuan benda yang dilarang.
Hingga akhirnya hanya tinggal satu kelas saja. Di dalamnya termasuk gadis pemalu, tapi ia seorang yang penuh sopan santun. Ia tak pernah berbaur dengan teman-teman lainnya, suka menyendiri meskipun ia gadis yang pintar dan suka belajar.
Ia merasa cemas dan ketakutan ketika si petugas pemeriksa itu mendekatinya dan meminta agar ia membuka tasnya. Ia menolak dan terus mempertahankan tasnya agar tak diperiksa oleh si petugas.Â
Tapi karena setiap orang sudah diperiksa, maka akhirnya dengan memaksa si petugas memintanya membuka tasnya.
" bukalah tasmu sendiri dan tunjukkan isinya kepada kami", kata si petugas memintanya  dengan lebih tegas. Semakin si petugas memaksa, si gadis semakin bertahan dengan keras. Hingga terjadi perdebatan yang keras.
Apa sebenarnya rahasia yang disembunyikannya?
Ketika tasnya berhasil di rampas si petugas sweeping sekolah, si gadis tersebut menangis. Teman sekelasnya terkejut dengan perilakunya.
Maka akhirnya tim pemeriksa sepakat untuk membawa siswa dengan tetap menjaganya dengan ketat agar tidak ada kesempatan bagi si gadis untuk mengeluarkan sesuatu untuk dibuangnya dari tasnya.
Karena ia terus menangis si kepala sekolah bertanya kepadanya, "apa yang kamu sebenarnya kamu sembunyikan anakkku", tanya si kepala sekolah dengan bijak. Justru perhatiannya itu membuatnya semakin menangis keras.
Dan ketika dibuka, didalamnya tidak berisi apapun kecuali hanya berisi sisa-sisa roti.
"Sisa-sisa roti itu saya kumpulkan dari teman-teman yang membuang sisa rotinya, dan saya jadikan untuk bekal sarapan dan sisanya saya bawa pulang untuk keluargaku.", katanya dengan tersedu dan dipenuhi rasa malu karena rahasianya sudah terbongkar dihadapan banyak orang.
Ternyata ia tak mau hal itu diketahui orang lain dan bisa membuatnya dicela.
Kisah itu mengingatkan kita agar tak melakukan tindakan mubazir, membuang makanan dengan sesuka hati, sementara di tempat lain masih banyak orang yang bahkan tidak bisa menikmati makan yang cukup.
Sikap menghargai makanan sebenarnya bagian dari cara kita bersyukur atas rezeki yang diberikan Tuhan.
Begitu juga dengan cara kita menghargai segala sesuatu yang kita hadapi dalam kehidupan kita dengan berusaha untuk selalu menerimanya dengan ekspektasi yang baik dengan bagaimanapun caranya. Karena dibalik semua itu pasti ada pembelajarannya.Â
Ramadhan bisa menjadi "sekolah" tempat kita belajar tentang banyak hal, terutama tentang bagaimana mensyukuri nikmat Tuhan. Merasakan bagaimana menahan rasa lapar bisa semakin bisa membuat kita menghargai "rasa kenyang" dibandingkan dengan begitu banyak orang lain yang tidak seberuntung kita.Â
Dan bisa membuat kita semakin bersyukur dengan berbagi kelebihan rezeki yang kita miliki dengan orang lain. Semoga Ramadhan kareem dengan nuansanya yang indah bisa menularkan banyak kebaikan kepada kita, agar semakin mudah bersyukur dalam menghadapi segala tantangan hidup.