Tidak perlu menunggu nikmat baru bersyukur, tapi bersyukurlah dulu agar Tuhan menambahkan nikmat itu semakin besar.
Kisah Gadis dan Remah Roti
Suatu hari di sebuah kelas di sebuah sekolah di lakukan razia untuk memastikan agar para siswa tidak membawa barang-barang yang dilarang pihak sekolah seperti gadget yang berisi konten yang dilarang.
Si petugas melakukan sweeping di seluruh kelas, sebelum di periksa seluruh siswa diminta keluar dan tas-tas tersebut ditinggalkan dalam kondisi terbuka. Ternyata tak satupun ada temuan benda yang dilarang.
Hingga akhirnya hanya tinggal satu kelas saja. Di dalamnya termasuk gadis pemalu, tapi ia seorang yang penuh sopan santun. Ia tak pernah berbaur dengan teman-teman lainnya, suka menyendiri meskipun ia gadis yang pintar dan suka belajar.
Ia merasa cemas dan ketakutan ketika si petugas pemeriksa itu mendekatinya dan meminta agar ia membuka tasnya. Ia menolak dan terus mempertahankan tasnya agar tak diperiksa oleh si petugas.Â
Tapi karena setiap orang sudah diperiksa, maka akhirnya dengan memaksa si petugas memintanya membuka tasnya.
" bukalah tasmu sendiri dan tunjukkan isinya kepada kami", kata si petugas memintanya  dengan lebih tegas. Semakin si petugas memaksa, si gadis semakin bertahan dengan keras. Hingga terjadi perdebatan yang keras.
Apa sebenarnya rahasia yang disembunyikannya?
Ketika tasnya berhasil di rampas si petugas sweeping sekolah, si gadis tersebut menangis. Teman sekelasnya terkejut dengan perilakunya.
Maka akhirnya tim pemeriksa sepakat untuk membawa siswa dengan tetap menjaganya dengan ketat agar tidak ada kesempatan bagi si gadis untuk mengeluarkan sesuatu untuk dibuangnya dari tasnya.
Karena ia terus menangis si kepala sekolah bertanya kepadanya, "apa yang kamu sebenarnya kamu sembunyikan anakkku", tanya si kepala sekolah dengan bijak. Justru perhatiannya itu membuatnya semakin menangis keras.
Dan ketika dibuka, didalamnya tidak berisi apapun kecuali hanya berisi sisa-sisa roti.
"Sisa-sisa roti itu saya kumpulkan dari teman-teman yang membuang sisa rotinya, dan saya jadikan untuk bekal sarapan dan sisanya saya bawa pulang untuk keluargaku.", katanya dengan tersedu dan dipenuhi rasa malu karena rahasianya sudah terbongkar dihadapan banyak orang.