Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Komeng Uhuy Maju, yang Lain Makin Ketinggalan

2 Maret 2024   09:37 Diperbarui: 3 Maret 2024   08:22 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Komeng saat hadir di acara Rosiana Silalhi KOmpas TV sumber gambar suara.com

Komeng akan menjadi sebuah fenomena yang unik sekaligus kritis yang bisa terlihat telanjang di mata kita.

Jadi, seberapa kuat Komeng bisa bertahan dalam kerasnya belantara politik kita yang berprinsip" homo homoni lupus?. Waktu akan membuktikan mengingat kebiasaan Komeng yang kritis dan "asal jeplak tapi kritis" saat menjadi komedian akan mendapat "ruang serius" yang bisa membuatnya tak lagi bisa "bicara sekedarnya".

Dan jika nantinya Hari Komedi bisa ditetapkan pemerintah, tentu saja kehadiran dan fenomena seperti Komeng yang paling tidak mewakili komunitas para komedian akan menjadi bagian dari catatan sejarah.

Bahwa seorang komedian juga bisa berkiprah dan bisa punya andil bersuara dalam politik. 

Tentu kita tak bisa menganggap remeh profesi tersebut, sekalipun profesinya mengharuskannya melucu, tapi jika serius bisa saja ia menertawakan orang lain atau menertawakan hidupnya sendiri sebagai caranya berpikir kritis.

Di luar konteks untuk lebih meningkatkan dan memajukan kesenian dan kebudayaan, terutama dalam bidang komedi beserta para pelakunya, keberadaan Hari Komedi bisa menjadi ruang kontemplasi, seberapa lucu kita berdemokrasi, seberapa lucu para komedian bisa membagi kebahagiaan untuk melunakkan hidup yang keras dan penuh tantangan.

Jika nantinya tertawa itu dilarang, tentu akan menjadi tugas para komedian mengkritisinya saat hari komedi di peringati, dan Komeng yang ada di ruang dewan ebrsama rekan artis lainnya akan berdiri di barisan depan menyuarakannya. 

Tentu kita masih ingat dengan Presiden Volodymyr Zelensky juga awalnya menghibur pemirsa lewat candaannya di layar kaya, kini menjadi pemimpin negara Ukraina, pria kelahiran 25 Januari 1978 ini mengawali karirnya di dunia hiburan sebagai komedian.

Aktor dan komedian ternama itu akhirnya terpilih sebagai Presiden Ukraina pada 2019. Jadi tak ada yang tak mungkin jika begitu, jadi tak usah takut bersuara lantang dan keras di perlemen nantinya.

Jika memang sudah suratan cuma bertahan sekali, paling tidak sudah menjadi catatan sejarah bahwa "pernah" menjadi corong suara kritis rakyat di parlemen. Jadi tetap kritislah meski di gedung dewan ya Mas Komeng.

Selamat bertugas Mas Komeng, semoga kali ini "benar" pilihannya untuk berpolitik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun