Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Memang Bukan Penyakit Mental, tapi Nervous Breakdown di Sekolah Jangan Dianggap Enteng!

22 Maret 2024   23:10 Diperbarui: 27 Maret 2024   00:05 760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi siswa yang mengalami nervous breakdown di sekolah. Sumber gambar: Pixabay/Daniel de la Hoz)

Ilustrasi anak stres belajar sumber gambar soa.edu.com
Ilustrasi anak stres belajar sumber gambar soa.edu.com

Jadi, meskipun namanya menggunakan istilah mental, sebenarnya mental break down bukan istilah medis atau diagnosis penyakit mental. Seperti kasus yang dialami teman saya itu. Makanya kita tak boleh abai dengan kondisi tersebut.


Mengapa orang dengan gejala mental breakdown patut diwaspadai?

Orang yang mengalami depresi atau stres berat dalam kategori mental breakdown, menunjukkan ciri gangguan kesehatan mental, seperti tak mau berinteraksi dengan orang lain, termasuk dengan keluarganya sendiri, dan cenderung menyendiri. 

Mengalami gejala insomnia (tidak bisa tidur atau tidak nyenyak), cenderung jorok tak memperhatikan tubuhnya, sering mengalami sakit, dan memilih mengurung diri di rumah.

Meski yang termasuk gangguan kesehatan mental jenisnya banyak (depresi, gangguan bipolar, gangguan kecemasan, PTSD, OCD, dan psikosis.), termasuk yang hanya dialami kelompok orang tertentu seperti postpartum depression yang hanya terjadi pada wanita setelah melahirkan.

Mungkin kita tak asing dengan istilah baby blues?

Ilustrasi baby blues syndrome sumber gambar halodoc.com
Ilustrasi baby blues syndrome sumber gambar halodoc.com

Baby blues syndrome adalah gangguan kesehatan mental yang dialami wanita pasca melahirkan. Gangguan ini ditandai dengan munculnya perubahan suasana hati, seperti gundah dan sedih secara berlebihan. Umumnya, gejala baby blues syndrome dapat memburuk pada hari ke 3-4 setelah melahirkan dan berlangsung selama 14 hari

Meski yang terkena mentalnya, tapi dampaknya terhadap kesehatan fisik juga bisa mengkuatirkan. Itulah sebabnya orang dengan gangguan kesehatan mental sering mengeluhkan gejala yang mengganggu kehidupan dan pekerjaan mereka.

Untuk lebih jelasnya agar kita juga waspada, beberapa gejala yang cenderung muncul tiba-tiba, saat mengalami mental breakdown biasanya:

Ilustrasi perempuan mengalami stres sumber gambar klikdokter.com
Ilustrasi perempuan mengalami stres sumber gambar klikdokter.com

Muncul rasa cemas berlebihan wujudnya yang bisa terlihat langsung adalah otot tegang, gelisah, emosi sulit dikendalikan, tangan berkeringat, pusing hingga kram atau sakit di perut.

Gejala lainnya tentu saja depresi, tandanya merasa sedih yang berlarut, dan cenderung terlihat putus asa, merasa tidak berharga atau selalu merasa bersalah, mudah lelah dan kehilangan semangat beraktivitas. Bahkan dalam kasus yang lebih fatal bisa melukai diri sendiri, termasuk keinginan bunuh diri.

Mengalami panic attack atau serangan panik secara tiba-tiba yang ditandai dengan gejala ketakutan berlebihan, sulit bernapas, gemetar, detak jantung berdebar hebat dan keringat deras mengucur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun