Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Analisis Kritis, Mengapa Timnas Indonesia Kalah Atas Irak di Piala Asia 2023

16 Januari 2024   13:40 Diperbarui: 23 Januari 2024   10:44 637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak menit awal pertandingan, tim Irak terlihat sudah bermain menekan, beruntung Indonesia yang masih bersemangat berhasil menciptakan peluang terlebih dahulu melalui permainan cantik Arhan, tika tikinya membuat lini pertahanan Irak sedikit goyah.

Sayangnya tendangan yang diumpankan ke Marselino Ferdinan masih membentur mistar gawang. 

Laga kemudian diambil alih  Irak, yang membuka keunggulan lebih dulu pada menit ke-17. Lewat umpan dari lini tengah, Mohanad Ali yang langsung berhadapan dengan Ernando dan akhirnya membuat gawang Indonesia bobol. 

Gara-gara situasi itu saya tak bisa tenang duduk. Situasi menjadi sangat mendebarkan hati untuk penonton seperti saya, kekuatiran jika gol pertama Irak bisa meruntuhkan mental (biasalah ibu-ibu mikirnya kena mental). 

Untungnya kekuatiran itu tak lama. Timnas akhirnya bisa keluar dari tekanan, ketika Marselino Ferdinan yang sempat gagal di tendangan peluang pertama berhasil menyamakan kedudukan pada menit ke-36, menjadi 1-1.

Dan seperti biasa begitu kebobolan, lawan biasanya lebih ofensif serangannya untuk membalas dendam. Dan memang terbukti selepas gol itu, lini pertahanan Indonesia terus digempur. 

Sesekali Indonesia balik mencoba menyerang. tapi Irak dengan banyak pengalamannya tak ayal menjadi "bencana", ketika gawang Indonesia akhirnya kebobolan. 

Kemelut yang menyakitkan menurut saya kenapa harus terjadi?.

Apalagi menjelang babak akhir pertama, saya berharap dengan cemas timnas akan mengakhiri injury time babak pertama dengan kedudukan imbang agar aman dan lebih kuat mentalnya saat tanding babak kedua lanjutannya. 

Kemelut sesaat gol terjadi berupa offside sangat menyakitkan, karena penasaran, setelah menonton potongan tayangan ulangnya saya baru paham dimana persisnya kontroversi itu.

Sayangnya momen ini tidak dihentikan dan laga terus berjalan. Osama Rashid akhirnya membobol jala gawang Indonesia dan membawa Irak kembali unggul 1-2. 

Disinilah drama VAR  dimulai, ketika keputusan VAR tersebut terus diabaikan. Dan selama pertadingan kasus VAR-nya tidak hanya sekali terjadi, setidaknya ada 2 kali VAR ikut menentukan dan menjadi bagian dari proses terjadinya gol pertandingan antara Indonesia dan Irak .

Dalam drama VAR pertama ketika menit ke 40+7 injury time. Irak mendapatkan 2 kali peluang secara beruntun dan di peluang keduanya berhasil membuahkan gol. 

Namun, peluang pertama yang berhasil dipatahkan oleh Ernando harusnya berbuah offside. Tetapi, wasit tetap melanjutkan pertandingan dan tidak ada himbauan dari ruang VAR.

Saya ikut kesal dan cemas ketika serangan Irak  membuahkan gol, sementara protes dari para pemain timnas soal keputusan wasit dan meminta  pengecekan VAR ternyata tak digubris. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun