Dari pengalaman-pengalaman itulah kini kampung-kampung di persisir di Aceh mengandalkan pohon-pohon bakau sebagai green barrier, benteng hjau dari terjangan tsunami dan air pasang.
Dan itu pula yang menjadikan sebagian besar kampung-kampung di Aceh kini menjadikan pohon bakau sebagai salah satu pesona yang mendukung pembangunan desa-desa mereka terus tumbuh dengan potensi benteng alam yang mengamankan kampung mereka sebagai pertahanan terbaik yang mereka miliki.
Sebenarnya sebagian besar desa-desa di pesisir Aceh memiliki ciri khas yang sama, menjadikan desa mereka menjadi desa dengan potensi wisata keberlanjutan dengan mengandalkan potensi alam yang telah ada sebelumnya, namun tidak mereka sadari dengan baik.
Kini potensi itu melengkapi ciri khas desa-desa di pesisir Aceh.
Kampung Jawa, misalnya, selain dikenal sebagai area tempat pelabuhan kapal, juga menjadi kampung yang dikenal sebagai sentra pembuatan kapal-kapal nelayan.
Kapal-kapal itu berada di pinggiran sungai yang berbatas dengan laut lepas. Dan disepanjang pantainya itu pohon-pohon bakau menjadi pesona yang melengkapi landskap pantai-pantai di Aceh.
Sehingga setelah kita lelah berkunjung ke area pembuatan perahu dan berfoto ria di pelabuhan bebasnya, kita bisa menikmati suasana healing dengan segelas kopi dan panganan tradisional yang dijajakan di kedai-kedai kecil yang berada di pinggiran pantai.
Isu Keberlanjutan
Seperti halnya desa-desa lain di Aceh, Desa Nusa dan Desa Lhokseuda adalah sedikit dari desa penuh pesona di wilayah Aceh Besar yang menjadikan pesona alam bersinergi dengan khasnya tradisi kehidupan desa-desa nelayan di Aceh. Desan Nusa unik, meski berbatas dengan pesisir, namun memiliki areal pertanian yang luas.
Penduduk kini semakin terbiasa dengan kunjungan tamu-tamu luar yang memang khusus datang untuk menikmati suasana kampung, persawahan, suasana saat mereka melakukan proses panen, sebagai bagian dari produk wisata keberlanjutan yang disulap dalam format tradisi yang menarik.
Tamu atau wisatawan bahkan disuguhi masakan yang dimasak oleh masyarakat di desa tersebut, bukan khusus di masak demi tamu.Â
Masakan tradisional keseharian yang khas seperti Kueh apliek, adalah makanan yang menjadi menu sehari-hari. Seperti halnya yang bisa kita temui saat kita berkunjung ke desa Nusa atau gampong Nusa.