Apalagi untuk memanjat pohon. Bahkan berkali-kali ia mencoba untuk memanjat pohon, sampai akhirnya kakinya lecet-lecet dan berdarah.Â
Usahanya sia-sia, malah karena luka-luka yang dialaminya, ia jadi terhambat untuk berenang dan terbang denga lancar, yang semula amat dikuasai dengan baik. Sayang sekali bukan?".
Sebagai seorang guru, kita sangat menyadari bahwa anak-anak kita berbeda-beda kemampuan pola belajarnya. Dan juga bagaimana mereka menghadapi banyak tekanan dan masalah di sekolah, belum lagi dengan himpitan masalah di rumah mereka.Â
Tapi begitulah kenyataaannya. Sebagian dari mereka bertahan, sebagiannya lagi menjadi pemberontak, di sekolah mendapat cap, anak bandel, susah diatur, suka melawan, malas, mengganggu teman, tidak sopan.
Pendidikan anak kita di sekolah semestinya membantu anak menemukan kreatifitas mereka yang tersembunyi, menghargai, dan memberi kesempatan kepada mereka membuktikan keberanian dan kemampuannya untuk berkreasi, berimajinasi, belajar seperti keinginannya. Tapi jelas ini tidak sesederhana yang kita bayangkan kan?.
Sekolah kita sampai saat ini masih membebani anak-anak kita dengan muatan pelajaran yang padat, menyamaratakan siswa seolah mereka mempunyai kemampuan dan minat yang sama.
Susanne Gaschke dalam bukunya Ende der Kindheit, menyebutkan bahwa tiga puluh persen murid sekolah mengeluhkan gangguan sakit yang mereka derita, layaknya yang dialami orang dewasa, yaitu sulit tidur, lemah konsentrasi, sakit kepala, dan sakit perut, semua karena tekanan yang diterimanya.Â
Bu Nani atau Nani Roswati mencoba mengajak kita merenungkan kembali  dan menggugah para orang tua untuk lebih memahami anaknya tentang banyak hal yang menjadi tekanannya.
Termasuk nilai raport yang bukan satu-satunya ukuran yang bisa menjelaskan kelebihan dan kekurangan anak-anak kita.  Sudut pandang para  orang tua dalam melihat potensi anak ketika hasil rapor keluar sering salah paham.Â
Mungkin kita bisa menyimak kembali apa pesan yang sangat inspiratif dari whatApps Bu guru Nani dan mungkin bisa membantu kita meluruskan kesalahpahaman kita tentang anak-anak kita.
(1) Ujian anak Anda telah selesai
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!