Langkah Awal ketika ada anak yang menunjukkan gejala sakit, pertolongan pertamanya adalah dengan melakukan isolasi. Segera isolasi anak yang menunjukkan gejala sakit untuk mencegah penyebaran penyakit ke anak lain. Berkomunikasi dengan orang tua anak yang sakit dan sarankan mereka untuk membawa anak ke fasilitas kesehatan untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Jika kasusnya positif pneumonia Mycoplasma, sekolah perlu melakukan pelacakan kasus. Pengalaman di sekolah kami dengan memanfaatkan kerjasama dokter saweu sikula atau Program Dokter Mengunjungi Sekolah Sekolah, sebagai cara melakukan pemantauan kesehatan di lingkungan sekolah..
Pencegahan Pneumonia Mycoplasma dan Antibiotik
Ada sebuah catatan medis yang menarik bahwa pneumoniae Mycoplasma yang saat ini sedang meluas sebarannya adalah bakteri yang memiliki keunikan terletak pada sifatnya yang tidak memiliki dinding sel, membuatnya resisten terhadap beberapa jenis antibiotik.Â
Sehingga penggunaan antibiotik dalam pengobatan Mycoplasma pneumonia harus selektif dan selalu mengikuti anjuran atau saran dokter melalui obat yang dilengkapi dengan resep. Kita harus berhati-hati karena antibiotik termasuk jenis obat keras.
Dalam beberapa kesempatan saat anak mengalami sakit, hampir sebagian besar dokter yang saya kunjungi memberikan resep antibiotik. Saya tak pernah mempertanyakan lebih jauh, namun semakin mengetahui bahwa antibiotik, yang menurut awam ketahui jika tidak dihabiskan akan membuat penyakit menjadi resisten.
Bisa jadi pilihan para dokter maupun dokter spesialis anak yang saat itu saya temui, memilih antibiotik karena selain memang kandungan obatnya yang dosis tinggi, jenis obat tersebut memang harus diberikan, sebelum ada alternatif obat lain yang lebih baik.Â
Dengan dosis atau takaran obat tertentu, diharapkan bisa secepatnya mengatasi penyakit yang diderita anak-anak yang cenderung lebih rewel dan sulit dikendalikan.
Dengan pengalaman bertahun-tahun tersebut, dampak yang paling sering terlihat adalah kerusakan atau korosi pada gigi. Anak juga menjadi ketergantungan pada obat berdosis tinggi dan obat resep dokter karena saya tak berani spekulasi memilihkan obat biasa yang tidak lagi mempan. Untuk anak saya tak mau coba-coba.
Banyak orang tua tak menyadari hal tersebut sebagai efek dari antibiotik. Atas pengalaman dan anjuran seorang dokter yang dikenal "Anti"antibiotik itulah kemudian saya menjadi lebih selektif jika memilih obat untuk anak-anak. Dan mengurangi penggunaan antibiotik jika masih memungkinkan ada obat alternatif.
Dalam kasus meluasnya sebaran Mycoplasma pneumonia yang ternyata resisten terhadap beberapa jenis antibiotik, anak-anak yang selama ini mengkonsumsi obat antibiotik bisa jadi akan lebih rentan ketika berhadapan dengan penyakit ini.Â