Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Cegah Pneumonia Mycoplasma di Sekolah, Optimalkan Daya Tahan Tubuh Anak dan Tindakan Proaktif Sekolah

8 Desember 2023   17:15 Diperbarui: 10 Desember 2023   03:05 1228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pencegahan pneumonia dengan memakai masker pada anak sumber gambar anakku.id-news

Terdeteksinya beberapa pasien anak yang didiagnosa mengalami pneumonia mycoplasma tentu membuat kuatir para orang tua. Apalagi yang memiliki anak-anak yang masih bersekolah. Mengapa?. Sekolah bisa menjadi ruang penyebaran yang efektif bagi penyakit jenis ini karena interaksi antar mereka yang intens dalam ruang kelas dan area lingkungan sekolah.

Penggunaan masker saat ini juga tak lagi menjadi keharusan. Sehingga kemungkinan penyebaran bakteri pneumonia mycoplasma bisa lebih cepat melalui droplet atau cairan saat batuk atau bersin.

Cara pencegahan sederhana adalah bagi anak yang sedang batuk atau pilek diharuskan mengenakan masker selama proses belajar. Sekolah bisa membantu menyediakannya, atau menjualnya di kantin sehat sekolah, sebagai antisipasinya.

Mycoplasma pneumonia adalah penyakit  yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan, terutama pada paru-paru. Penyakit ini cenderung menyerang kelompok usia muda, terutama anak-anak dan remaja. Dengan gejalanya meliputi demam, batuk kering, nyeri dada, dan kadang-kadang disertai sesak napas.

pemeriksaan gejala anak yang mengalami pneumonia  sumber gambar kompas.com
pemeriksaan gejala anak yang mengalami pneumonia  sumber gambar kompas.com

Dirjen Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P) Maxi Rondonuwu menyatakan Kementerian Kesehatan telah membuat surat edaran terkait kewaspadaan mycoplasma pneumonia. Karena terdapat temuan enam kasus pneumonia mycoplasma yang pernah dirawat di dua rumah saki seluruhnya sudah sembuh dan  pasien tersebut berusia tiga tahun hingga 12 tahun.

Gejala awalnya sama dengan pneumonia pada biasanya, diawali dengan panas dan batuk, namun bisa  berlangsung hingga tiga minggu. Namun karena jenisnya bukan vitus penanganan tidak begitu sulit. Dan Mycoplasma ini bukan penyakit baru, sudah tercantum di buku pedoman pneumonia. 

Dibanding dengan Covid-19, influenza atau penyakit pneumonia lain, keparahan mycoplasma pneumonia lebih rendah, tak semua pasien harus dirawat inap. Angka kematiannya rendah, hanya 0,5 sampai 2 persen, itupun jika ada komorbid, atau penyakit bawaan lainnya yang bisa menimbulkan komplikasi.

Mengoptimalkan Daya Tahan Tubuh 

Saat ini Pneumonia Mycoplasma sedang meningkat kasusnya, khususnya pada anak-anak. Penting bagi kita untuk mengambil langkah-langkah preventif dalam menjaga daya tahan tubuh anak dan mencegah penyebaran penyakit tersebut.

Kemarin saat saya mengunjungi rumah sakit membesuk anak rekan dari sekolah yang mengalami batuk dan demam, saya mendapati bahwa banyak anak-anak yang dibawa para orang tua bermalam di rumah sakit karena kerabatnya sedang diopname. 

Pemandangan seperti itu, bukan sesuatu yang asing. Rumah sakit sebenarnya sudah punya aturan, namun kita sering melanggarnya. Padahal di lingkungan rumah sakit, sangat tidak kondusif bagi anak-anak. karena kuman, bakteri dan virus bertaburan dimana-mana.

Kita harus lebih waspada, jika memang terpaksa harus berkunjung ke rumah sakit dengan membawa anak-anak. Memakai masker, memanfaatkan fasilitas cairan antuibiotik yang tersedia dirumah sakit setiap kali menyentuh banyak benda di area rumah sakit. Dan sering mencuci tangan saat melakukan aktifitas seperti makan, memberikan obat  dan lainnya yang dibutuhkan.

Pembiasaan pola hidup sehat yang selama pandemi telah kita praktekkan harus terus dilanjutkan menjadi pembiasaan positif, termasuk istirahat yang cukup.  Saat ini rasanya banyak orang tua mengalami problem yang sama. Sejak gadget menjadi salah satu fasilitas pendukung belajar anak, kontrol penggunaan gadget semakin longgar. Anak-anak sering berlebihan memakai gadget hingga mengurangi waktu istirahatnya.

Padahal istirahat yang cukup menjadi salah satu pola hidup sehat yang dapat menjadi penguat daya tahan tubuh anak terhadap penyakit seperti halnya  pneumonia Mycoplasma yang saat ini sedang menggejala.

Pencegahan lain tentu saja dengan asupan makanan yang seimbang sesuai dengan kebutuhan takaran gizi, bukan sekedar banyak jumlahnya saja. Apalagi mengkonsumsi makanan instans yang harus semakin dihindari. Termasuk jajanan dari pinggir jalan.

dokcil dan UKS di sekolah sumber gambar kompas. com
dokcil dan UKS di sekolah sumber gambar kompas. com

Sekolah Lebih Proaktif

Melalui para  Dokter Cilik atau Dokcil yang ada  di sekolah atau Unit Kesehatan Sekolah (UKS), upaya penyebaran informasi tentang  Mycoplasma pneumonia bisa  dilakukan.  Sekolah juga bisa lebih proaktif  melalui pengumuman, amanah pembina upacara hari Senin, atau secara khusus melakukan sosialisasi . 

Penting juga bagi pihak sekolah menekankan kembali tentang kebersihan pribadi, seperti yang sudah tersosialisasikan saat pandemi. Di sekolah-sekolah hingga kini bahkan masih tersedia kran dan wastafel yang dapat diakses anak-anak di lingkungan sekolah. 

Wastafel dan kran air itu menjadi bagian dari pembiasaan baru kita untuk menerapkan pola hidup yang sehat, dengan mencuci tangan setelah melakukan berbagai aktifitas di sekolah, termasuk saat jajan di kantin sehat sekolah.

Sekolah juga bisa mengingatkan tentang pentingnya vaksinasi, terutama yang diterima anak-anak sejak mereka dilahirkan. Pastikan anak-anak telah menerima vaksinasi sesuai dengan jadwal yang ditentukan oleh dinas kesehatan.

perawatan intensisf anak pasien pneumonia sumber gambar alodoc
perawatan intensisf anak pasien pneumonia sumber gambar alodoc


Langkah Awal ketika ada anak yang menunjukkan gejala sakit, pertolongan pertamanya adalah dengan melakukan isolasi. Segera isolasi anak yang menunjukkan gejala sakit untuk mencegah penyebaran penyakit ke anak lain. Berkomunikasi dengan orang tua anak yang sakit dan sarankan mereka untuk membawa anak ke fasilitas kesehatan untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Jika kasusnya positif pneumonia Mycoplasma, sekolah perlu melakukan pelacakan kasus. Pengalaman di sekolah kami dengan memanfaatkan kerjasama dokter saweu sikula atau Program Dokter Mengunjungi Sekolah Sekolah, sebagai cara melakukan pemantauan kesehatan di lingkungan sekolah..

vaksin pnemonia sumber gambar kabar 34 bisnis.com
vaksin pnemonia sumber gambar kabar 34 bisnis.com

Pencegahan Pneumonia Mycoplasma dan Antibiotik

Ada sebuah catatan medis yang menarik bahwa pneumoniae Mycoplasma yang saat ini sedang meluas sebarannya adalah bakteri yang memiliki keunikan terletak pada sifatnya yang tidak memiliki dinding sel, membuatnya resisten terhadap beberapa jenis antibiotik. 

Sehingga penggunaan antibiotik dalam pengobatan Mycoplasma pneumonia harus selektif dan selalu mengikuti anjuran atau saran dokter melalui obat yang dilengkapi dengan resep. Kita harus berhati-hati karena antibiotik termasuk jenis obat keras.

Dalam beberapa kesempatan saat anak mengalami sakit, hampir sebagian besar dokter yang saya kunjungi memberikan resep antibiotik. Saya tak pernah mempertanyakan lebih jauh, namun semakin mengetahui bahwa antibiotik, yang menurut awam ketahui jika tidak dihabiskan akan membuat penyakit menjadi resisten.

Bisa jadi pilihan para dokter maupun dokter spesialis anak yang saat itu saya temui, memilih antibiotik karena selain memang kandungan obatnya yang dosis tinggi, jenis obat tersebut memang harus diberikan, sebelum ada alternatif obat lain yang lebih baik. 

Dengan dosis atau takaran obat tertentu, diharapkan bisa secepatnya mengatasi penyakit yang diderita anak-anak yang cenderung lebih rewel dan sulit dikendalikan.

Dengan pengalaman bertahun-tahun tersebut, dampak yang paling sering terlihat adalah kerusakan atau korosi pada gigi. Anak juga menjadi ketergantungan pada obat berdosis tinggi dan obat resep dokter karena saya tak berani spekulasi memilihkan obat biasa yang tidak lagi mempan. Untuk anak saya tak mau coba-coba.

Banyak orang tua tak menyadari hal tersebut sebagai efek dari antibiotik. Atas pengalaman dan anjuran seorang dokter yang dikenal "Anti"antibiotik itulah kemudian saya menjadi lebih selektif jika memilih obat untuk anak-anak. Dan mengurangi penggunaan antibiotik jika masih memungkinkan ada obat alternatif.

Dalam kasus meluasnya sebaran Mycoplasma pneumonia yang ternyata resisten terhadap beberapa jenis antibiotik, anak-anak yang selama ini mengkonsumsi obat antibiotik bisa jadi akan lebih rentan ketika berhadapan dengan penyakit ini. 

Apalagi jika ia sudah ketergantungan dengan antibiotik, menyebabkan obat-obatan yang generik dan berdosis rendah mungkin tidak mempan lagi mengobatinya.

resisitensi penggunaan antibiotik untuk pengobatan pneumonia sumber gambar dinkes
resisitensi penggunaan antibiotik untuk pengobatan pneumonia sumber gambar dinkes

Perbedaan Pneumonia Mycoplasma dan Covid-19

Apakah pneumonia Mycoplasma  memiliki kesamaan dengan Covid-19? Sebagian orang seolah menganggap jika gejala Pneumonia Mycoplasma seperti flu, disertai batuk, demam dan pilek serta kondisi tubuh yang staminanya menurut sering dikaitkan dengan Covid-19. Jadi penting untuk mengetahui bedanya meskipun hanya sedikit.

Meskipun gejalanya mirip dengan beberapa infeksi saluran pernapasan, perbedaan antara Pneumonia Mycoplasma dan COVID-19 menjadi penting untuk dipahami. Lantas apa bedanya Pneumonia Mycoplasma dengan covid-19?

Perbandingan keduangan menurut  medis:

Pneumonia Mycoplasma: Disebabkan oleh bakteri Mycoplasma pneumoniae.
COVID-19: Disebabkan oleh virus SARS-CoV-2.

Pneumonia Mycoplasma: Gejala umum termasuk demam, batuk kering, nyeri dada, dan mungkin sesak napas.
COVID-19: Gejala umum melibatkan demam, batuk, kelelahan, hilangnya indera penciuman atau perasa, sesak napas, dan gejala gastrointestinal.

Pneumonia Mycoplasma: Penularannya biasanya melalui kontak langsung atau tetesan kecil dari saluran pernapasan.
COVID-19: Penularannya lebih luas dan dapat melibatkan kontak langsung, tetesan pernapasan, dan kontak permukaan.

Pneumonia Mycoplasma: Dapat diobati dengan antibiotik tertentu, seperti azitromisin atau doksisiklin.
COVID-19: Tidak ada pengobatan spesifik, namun beberapa vaksin telah dikembangkan untuk mencegah infeksi.

Prognosis atau  prediksi mengenai perkembangan suatu penyakit.
Pneumonia Mycoplasma: Mayoritas kasus sembuh dengan baik dengan pengobatan antibiotik.
COVID-19: Prognosis bervariasi tergantung pada faktor-faktor risiko dan keparahan gejala.

Meskipun saat ini perkembangan belum mengkuatirkan, namun memahami gejala dan cara pengobatanya, melalui upaya edukasi dan pemahaman yang lebih baik, kita bisa melakukan tindakan pencegahan dan pengobatan yang lebih baik untuk mengatasi Pneumonia Mycoplasma.

referensi : 1, 2, 3

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun